JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar, Rizki Faisal mengkritik pernyataan Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi karena dianggap makin membuat masyarakat tak lagi mempercayai institusi Polri. Hal itu menanggapi komentar Aryanto soal kasus penembakan pemilik rental mobil yang kekinian menjadi sorotan publik. Sebagaimana dilansir dari Suara.com, menurutnya, pernyataan Aryanto tersebut menjadi blunder yang merugikan citra Kapolri dan institusi Polri secara keseluruhan.
Ia menilai, pernyataan Aryanto Sutadi tidak hanya kurang hati-hati, tetapi juga mengikiskepercayaan publik terhadap Polri, terlebih di tengah upaya institusi tersebut untukmemperkuat program Presisi yang berfokus pada responsibilitas, empati, dan keadilan bagi masyarakat.
“Sebagai penasihat Kapolri, pernyataan yang disampaikan seharusnya mencerminkantanggung jawab Polri sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Polisi harus menunjukkankeberanian dan strategi dalam menghadapi situasi seperti ini, bukan memberikan kesanseolah-olah tugas itu bisa ditunda atau diabaikan,” kata Rizki kepada wartawan, Rabu (8/1/2025).
Ia menegaskan, bahwa pernyataan yang kurang hati-hati dapat memberikan dampak negatifterhadap persepsi masyarakat.”Sehingga pernyataan seperti ini justru bisa mengikis rasa kepercayaan publik terhadapinstitusi kepolisian,” tegasnya.Selain itu, ia juga mengingatkan penasihat Kapolri harusnya menunjukkan profesionalismedalam setiap pernyataan publik. Seperti, ketegasan dan kesiapan dalam menjalankan tugas justru akan menjaga wibawa Kapolri dan institusi Polri.
“Bila ada kekhawatiran operasional, sebaiknya dijelaskan dalam bentuk rencana mitigasi risiko,bukan melalui alasan yang dapat dipersepsikan sebagai pembenaran untuk tidak bertindak,”ujarnya.
Untuk itu, Rizki menyarankan agar pernyataan dari pejabat internal Polri lebih berfokus padalangkah solutif.“Misalnya, menyampaikan bahwa Polri sedang menyusun strategi yang aman namun tetapefektif dalam menangani situasi ini, sehingga kepercayaan publik terhadap Polri tetap terjaga,”katanya.
Lebih lanjut, ia memiliki keyakinan jika Kapolri dan seluruh jajaran Polri berkomitmen untukmeningkatkan profesionalisme, keberanian, dan kesiapan dalam menjalankan tugas melindungi masyarakat. “Kami yakin bahwa Kapolri memiliki komitmen kuat untuk menjaga wibawa institusi Polri. Aryanto Sutadi mengatakan polisi yang menolak membantu juga sepertinya tak menyangka bos rental justru menghadapi pencuri tanpa penampingan petugas.
“Dia (polisi) gak menyangka orang yang minta tolong nekat betul yah menghadapi orangbersenjata,” kata Aryanto sambil tertawa.Ia mengatakan jika memposisikan diri sebagai polisi yang berjaga saat itu, pasti akan memintabantuan lebih dulu.”Kalau seandainya polisi itu polisi baik saya pasti akan nyari kekuatan. Diskresi saya mintabantuan polsek ‘pak ini ada begini minta bantuan segera’, didatangkan sehingga kita bisa ke sana dan berhasil, saya gak akan berangkat sendiri gitu,” kata Aryanto Sutadi.
Ogah Salahkan Polisi
Oleh karena itu, Aryanto tak menyalahkan anggota polisi Polsek Cinangka yang telah menolakmembantu bos rental dalam mengejar pencuri mobil.”Makanya saya gak bisa menyalahkan anggota di lapangan untuk menolak saat itu, tetapi ini mesti diperiksa Propam apa dia layak menolak bantuan. Karena ada SOP, antara SOP dengan critical point itu lah kematangan polisi di lapangan dan keahlian dia bertindak.
Ini contohaktivitas polisi yang pelik, kalau salah diguyo-guyo kalau berhasil belum tentu disanjung,”katanya.Sebelumnya, ironi dialami bos rental mobil Ilyas Abdurrahman saat mempertahankan mobilmiliknya dari tangan pencuri. Ilyas tewas usai ditembak pada bagian dada di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak. Tragisnya sebelum tewas ditembak, bos rental itu sempat meminta bantuan pada polisi di Polsek Cinangka, tapi ditolak. Saat meminta bantuan, bos rental diminta membuat laporanpolisi lebih dulu. Sedangkan waktu itu, posisi mereka sedang melakukan pengejaran terhadap pencuri mobil.[]
Putri Aulia Maharani