Keabsahan Ijazah S2 Calon Pilkada Buton Dibahas di Sidang MK

Keabsahan Ijazah S2 Calon Pilkada Buton Dibahas di Sidang MK

JAKARTA – Status legalitas ijazah magister dari Calon Wakil Bupati Buton Nomor Urut 06, Syarifudin Saafa, dipertanyakan saat proses pencalonan kandidat Pilkada Kabupaten Buton Tahun 2024. Sebab, gelar MM di belakang namanya diperoleh dari pendidikan yang ditempuh di Program Pascasarjana Universitas Timbul Nusantara 2015 dan dinyatakan lulus 2017.

Namun berdasar surat verifikasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, disebutkan atas nama yang bersangkutan tidak terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Manajemen yang ijazahnya telah diterbitkan pada 10 November 2017. Hal tersebut menjadi salah satu dalil yang disebutkan dalam permohonan yang diajukan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buton Nomor Urut 01, Syaraswati dan Rasyid Mangura dalam sidang pemeriksaan pendahuluan perselisihan hasil Pilkada 2024 di ruang sidang panel I, Gedung MK, Jakarta Pusat pada Rabu (15/1/2025).

“Dugaan penggunaan gelar palsu tersebut telah melanggar Pasal 184 UU 10/2016, sehingga tindakan/keputusan Termohon dalam menetapkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buton tidak menggunakan hasil verifikasi keaslian ijazah pendidikan terakhir dari calon yang dimaksud adalah tindakan yang cacat hukum dan melanggar asas kepastian hukum,” kata Fiili Latuamury selaku kuasa hukum Pemohon dari Ruang Sidang Pleno MK.

Selain itu, Pemohon juga mendalilkan selisih perolehan suara dengan Pihak Terkait (Paslon Nomor Urut 06). Berdasarkan perolehan suara yang diumumkan KPU Kabupaten Buton (Termohon) perolehan suara masing-masing paslon yaitu, Paslon Nomor Urut 01 Syaraswati–Rasyid Mangura memperoleh 19.583 suara; Paslon Nomor Urut 02 La Bakri–Aris Marwansaputra memperoleh 6.822 suara; Paslon Nomor Urut 03 La Ode Naane–Akalim memperoleh 6.259 suara; Paslon Nomor Urut 04 mendapatkan 3.380 suara; Paslon Nomor Urut 05 Bere Ali–Laode Muhammad Sumarlin meraih 4.130 suara; dan Paslon Nomor Urut 06 Alvin Akawijaya Putra–Syarifudin Saafa mendapatkan 22.462 suara.

Berdasarkan penetapan Termohon tersebut, antara Pemohon dan Pihak Terkait terdapat selisih 2.879 suara yang terjadi akibat adanya pelanggaran bersifat TSM sejak awal hingga selesainya pelaksanaan Pilkada Kabupaten Buton yang sangat memengaruhi perolehan suara Pemohon.  Megawati Masih Enggan Lepas Kursi Ketum PDIP, Apa Alasannya?Patwal Arogan RI 36 Diperiksa Polda Metro, Korlantas Minta MaafPramono Ingin Jadi Gubernur 1 Periode Saja Tapi Berani dan Dikenang Oleh karena itu, Pemohon mengajukan pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Buton Nomor 840 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buton Tahun 2024.

Misalnya pada TPS 6 Kelurahan Kombeli, Kecamatan Pasar Wajo, terjadi pencoblosan surat suara sebelum ditandatangani oleh Ketua KPPS dan saksi Pemohon. Ada pula pada TPS 3 Kelurahan Kambula, Kecamatan Pasar Wajo Bulana, terdapat surat suara yang dicoblos dengan cara dirobek pada bagian kepala paslon dan dianggap tidak sah.

Sementara, dengan kejadian yang sama di TPS 1 Kambula Bulana, surat suara tersebut dianggap sah dan permasalahan ini dilaporkan kepada PPK Pasar Wajo sebagaimana tercatat dalam Model D-Kejadian Khusus KPU Buton tertanggal 1 Desember 2024.Pemohon juga mendalilkan tentang kinerja dari penyelenggara pemilihan. Misalnya, terdapat 12.463 pemilih tidak memberikan hak suaranya karena ketidakpatuhan KPPS yang menolak menyerahkan C-Pemberitahuan-KWK kepada keluarga pemilih saat pemilih tidak dijumpai langsung oleh petugas di kediamannya.

Hal ini terjadi dengan sebaran wilayah di Kapontori sebanyak 1.314 wajib pilih, Lasalimu sebanyak 1.004 wajib pilih, Pasar Wajo sebanyak 5.063 wajib pilih, Siotapina sebanyak 2.043 wajib pilih, Wabula sebanyak 748 wajib pilih, dan Wolowa sebanyak 683 wajib pilih.Terhadap dalil tersebut, Pemohon meminta kepada MK agar mendiskualifikasi Paslon Nomo 6, Alvin Akawijaya Putra–Syarifudin Saafa dalam Pilkada Buton 2024. Selain itu, memerintahkan kepada KPU Buton untuk segera melakukan pemungutan suara ulang (PSU) di seluruh TPS di wilayah Kabupaten Buton atau setidak-tidaknya disejumlah TPS.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional