Arsin Kades Kohod: Menentang Pembongkaran Pagar Laut Tangerang dan Terlibat Debat

Arsin Kades Kohod: Menentang Pembongkaran Pagar Laut Tangerang dan Terlibat Debat

JAKARTA – Harta kekayaan Arsin bin Sanip, Kades Kohod, tolak pembongkaran pagar laut Tangerang dan berdebat dengan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid. Sebagaimana dilansir dari TribunKaltim, Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin bin Sanip, menjadi sorotan publik jadi sorotan di tengah kasus pagar laut yang membentang sepanjang 30,16 kilometer di pesisir utara Kabupaten Tangerang.

Arsin menolak perintah Presiden Prabowo Subianto untuk membongkar pagar laut di Kabupaten Tangerang, Banten.Penolakan ini memicu pertanyaan mengenai sosoknya dan kekayaannya yang diduga melimpah.

Lantas siapa sebenarnya Arsin?Sosok Arsin, Kades KohodArsin menjabat sebagai Kepala Desa Kohod sejak tahun 2021.Informasi mengenai kekayaannya mulai terkuak setelah penolakannya terhadap pembongkaran pagar laut.Warganet mulai mengulik latar belakangnya, dan muncul dugaan bahwa Arsin adalah seorang kades kaya raya.

Melansir dari TribunJatim.com, Arsin dikabarkan memiliki beberapa barang mewah.Ia juga memiliki kendaraan mahal, termasuk mobil jenis Fortuner dan Jeep Wrangler Rubicon.Informasi ini pertama kali diungkap oleh pemilik akun X (dulu Twitter) bernama bungmadin.

Akun tersebut juga menyoroti hajatan besar yang digelar Arsin.Pasalnya, hajatan tersebut digelar selama tiga hari tiga malam.Arsin juga mengundang grup dangdut Family Group pada Mei 2024, lalu.Unggahan tersebut menarik perhatian publik dengan jumlah tayangan mencapai 13 juta kali dan dibagikan sebanyak 32 ribu kali.

Penjelasan Kuasa Hukum

Kuasa hukum Arsin, Yuniar, buka suara soal kepemilikan kendaraan mewah Kades Kohod.Ia menjelaskan bahwa kliennya sudah memiliki kendaraan pribadi tersebut sebelum menjabat sebagai kepala desa.

Yuniar menekankan bahwa klaim mengenai kekayaan Arsin perlu dilihat dari konteks yang lebih luas.Sementara publik membaca peristiwa pagar laut Tangerang ini menjadi hal yang serius untuk ditangani.

Publik khawatir, polemik ini akan banyak merugikan warga sekitar.

Terutama jika terdapat pelanggaran hukum terkait kepemilikan sertifikat tanah di wilayah tersebut, termasuk juga dugaan adanya tindak korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Sehingga, publik pun penasaran siapa sossok di balik pembangunan pagar laut ini.Masyarakat kini menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai kasus ini dan klarifikasi dari pihak terkait.

Arsin Debat dengan Menteri Nusron Wahid

Arsin sempat berdebat dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid yang berkunjung ke Desa Kohod, Jumat (24/1/2025).

Arsin mengeklaim, lahan pagar laut yang berada di wilayahnya dulunya adalah daratan yang dijadikan sebagai empang.Namun, klaim Arsin langsung dipatahkan oleh Nusron yang menegaskan, secara faktual, lahan tersebut sudah tidak ada lagi.

Lantas, siapakah sosok Arsin?Arsin adalah Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten TangerangArsin bin Asip adalah Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

Arsin dilantik menjadi Kepala Desa Kohod pada 14 September 2021. Ia akan memimpin Desa Kohod hingga 2027 mendatang.Dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2021, Arsin sukses mengalahkan dua pesaingnya yaitu kades petahana, Rohaman dan Suhi.

Arsin yang mendapat nomor urut 3 meraup sebanyak 2.345 suara.Sementara dua kompetitornya, Rohaman dan Suhi masing-masing memperoleh suara sebanyak 1.558 dan 1.569.

Saat dilantik menjadi Kepala Desa Kohod, Arsin berjanji akan membuat pola kepemimpinan desa yang lebih berwarna dan dapat diterima oleh seluruh lapisan unsur masyarakat.Sementara itu, di media sosial beredar informasi, Arsin memiliki banyak harta dan sejumlah mobil mewah seperti Fortuner dan Jeep Wrangler Rubicon.

Benarkah demikian?

Dari penelusuran Tribunnews.com, Arsin belum pernah sama sekali melaporkan harta kekayaannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Padahal sebagai seorang pejabat, Arsin wajib menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Kebijakan ini, sejalan dengan peraturan KPK Nomor 2 Tahun 2020 tentang perubahan atas Peraturan KPK Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

Dengan demikian, harta kekayaan Arsin termasuk aset yang dimiliki, belum dapat diketahui.

Namun dari penelusuran Tribunnews.com, kuasa hukum Arsin, Yuniar mengatakan, kliennya itu sudah lama memiliki sejumlah kendaraan pribadi sebelum menjadi kepala desa.

Debat dengan Menteri Nusron Wahid

Diketahui, Arsin sempat berdebat dengan Nusron Wahid saat sang menteri mengecek fisik lahan yang memiliki Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Hak Milik (SHM) di kawasan pesisir Desa Kohod.

Arsin bersikeras, pagar laut di area tersebut, dulunya adalah empang.Ia mengeklaim, abrasi yang terjadi sejak tahun 2004 telah menyebabkan lahan tersebut, perlahan hilang akibat tergerus oleh air laut.Meskipun Arsin mengemukakan pandangannya, Nusron menyatakan dengan tegas bahwa secara faktual, lahan tersebut sudah tidak ada lagi.

“Secara material, kita lihat bersama, fisiknya sudah tidak ada. Karena itu hilang, maka lahan tersebut dikategorikan sebagai tanah musnah,” ujar Nusron.Meskipun demikian, Arsin tetap berpegang pada pendapatnya bahwa lahan tersebut memiliki sejarah sebagai empang yang digunakan oleh masyarakat.

Nusron, yang tidak ingin memperpanjang diskusi, menegaskan bahwa pihaknya akan membatalkan sertifikat HGB dan SHM di area laut tersebut, mengingat bukti fisik lahan yang hilang.

“Kami akan memeriksa satu per satu. Jika sertifikatnya ada tetapi materialnya tidak ada, maka kami akan batalkan,” ungkapnya.

Tolak Berikan Konfirmasi hingga Dapat Pengawalan

Hal menarik lainnya dalam kunjungan itu, ada sejumlah orang berperawakan kekar yang mengawal Arsin.Momen itu diketahui saat Nusron selesai memberi pernyataan, awak media langsung mencoba mencegat Asrin untuk dimintai konfirmasi soal sertifikat pagar laut itu.

Namun, Asrin yang mengenakan batik berwarna ungu dengan kopiah berwarna hitam langsung berbalik badan.Sembari mengangkat tangannya ke udara, Asrin menolak untuk diwawancarai.”Mau sholat Jumat nih, nanti ketinggalan, sudah-sudah…,” ujar Asrin sambil menunjuk ke arlojinya.

Usai memberi pernyataan singkat, Asrin langsung dirangkul oleh dua pria yang mengenakan kemeja dan topi putih serta seorang pria lagi menggunakan kemeja dengan lengan digulung berwarna biru gelap untuk meninggalkan lokasi.Keduanya langsung menyelinap ke dalam rombongan Nusron yang terlebih dahulu meninggalkan lokasi.

Tak patah arang, awak media mencoba mengejar Arsin hingga ke area parkir. Namun, di lokasi itu langsung diadang oleh lima pria yang diduga pengawal pribadi Asrin.Seperti layaknya “Paspampres” yang mengawal pejabat tinggi negara, sejumlah pria itu melarang para awak media mendekat dan mewawancarai sang kepala desa.

Setelah berhasil menghindar dari kejaran wartawan, Asrin langsung naik ke sepeda motor yang dikendarai pria berbaju dan bertopi hitam.Sementara lima orang yang sempat mengadang para awak media berjalan kaki mengikuti motor yang ditumpangi Asrin dari belakang. Para pria itu terlihat ada yang memakai topi, jaket dan celana jeans.

Mereka membentuk barikade agar perjalanan sang kades tidak terganggu oleh para wartawan yang mengejarnya.Kejadian serupa juga terjadi usai shalat Jumat di Masjid Abdul Mu’in, Pakuhaji.

Sejumlah awak media yang menunggu Arsin selesai shalat kembali tidak mendapatkan kesempatan wawancara.Arsin menghindar dan meninggalkan lokasi tanpa memberikan keterangan apapun. []

Putri Aulia Maharani

Sebagaimana dilansir dari

Nasional