JAKARTA – Organisasi Santri Mendunia berkomitmen untuk memperkuat pengembangan sumber daya manusia (SDM) santri di seluruh dunia. Dalam rangka mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045, organisasi yang tersebar di 36 negara dan 38 provinsi ini telah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Senin (03/02/2025), di Jakarta. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Santri Mendunia, Gus Moh Abdul Aziz Nawawi, Ph.D.
Dalam sambutannya, Gus Aziz menjelaskan bahwa tujuan utama Rakernas kali ini adalah untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi seluruh anggota santri, baik di Indonesia maupun mancanegara.
Ia menekankan pentingnya organisasi yang dinamis dan adaptif, yang tidak hanya sekadar bertransformasi sesuai tren teknologi, tetapi juga harus memperkuat identitas keislaman dengan nilai Ahlussunnah wal Jamaah.
“Kami bertekad agar setiap santri, dari berbagai latar belakang, mampu mengembangkan kemampuannya di dunia digital dan membawa dampak positif untuk jangka panjang. Organisasi ini bukan hanya untuk bertumbuh, tapi juga untuk terus bergerak, berkreasi, dan memberi manfaat bagi umat,” ungkap Gus Aziz.
Rakernas yang diadakan dengan semangat kebersamaan ini juga bertujuan untuk memetakan langkah-langkah strategis dan merumuskan program-program baru guna menghadapi tantangan zaman.
Gus Aziz menegaskan bahwa hasil dari diskusi dan terobosan dalam forum ini akan segera disampaikan kepada Kementerian terkait, bahkan Wakil Presiden, dan Presiden Indonesia, untuk memperkuat kontribusi organisasi ini bagi pembangunan bangsa.
Sejak didirikan pada 2019, Santri Mendunia telah memiliki jaringan yang luas dan terus berkembang, dengan para anggotanya yang tersebar di hampir seluruh penjuru dunia. Untuk itu, Rakernas kali ini menjadi momentum penting untuk memastikan bahwa visi Indonesia Emas 2045 dapat dicapai dengan melibatkan partisipasi aktif seluruh santri.
“Santri Mendunia berperan penting dalam membawa perubahan, menjaga nilai-nilai Islam yang moderat, dan menjadi bagian dari pemimpin peradaban. Kami yakin bahwa ini adalah waktunya bagi para santri untuk lebih berperan dalam dunia global,” tegas Gus Aziz.
Dalam kesempatan tersebut, acara juga dibuka oleh BPK Priskhianto, pembina Santri Mendunia sekaligus Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia.
Dalam pidatonya, Priskhianto menyoroti pentingnya kemandirian ekonomi bagi santri dan pesantren, baik di tingkat lokal maupun internasional. Ia mengingatkan bahwa kebijakan dan langkah organisasi ke depan harus mendukung gerakan yang berfokus pada perdagangan, perdamaian, dan keadilan yang berkelanjutan.
Para pembina dan mentor lainnya, seperti Ki Jagat, Ning Afie, Ning Ebah, Gus Nidzom, dan Qodri Fauzi, turut serta memberikan masukan yang sangat bernilai dalam merumuskan arah gerakan organisasi Santri Mendunia untuk masa depan. []
Nistia Endah Juniar Prawita.