MANILA – Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengundurkan diri meskipun telah dimakzulkan oleh parlemen. Ia menyatakan masih mencermati tuntutan pemakzulan tersebut dan belum mengambil keputusan lebih lanjut.
“Kami belum sampai di sana. Itu masih terlalu jauh,” ujar Duterte pada Jumat (7/2/2025), dikutip dari Anadolu Agency.
Duterte, yang merupakan putri dari mantan Presiden Rodrigo Duterte, dimakzulkan setelah lebih dari dua pertiga anggota parlemen menandatangani petisi untuk menggulingkannya. Petisi tersebut kini telah diajukan ke Senat untuk dibacakan. Jika Senat menyetujui, Duterte dapat dilarang memegang jabatan publik di masa mendatang.
Duterte Pertimbangkan Pencalonan Presiden 2028
Meskipun menghadapi pemakzulan, Duterte tetap mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum Filipina pada 2028. Namun, ia menyebut bahwa keputusan tersebut masih dalam tahap evaluasi.
“Kami sedang mempertimbangkannya dengan serius, tetapi sulit untuk memutuskan tanpa angka. Jadi kami harus mengetahui hasil survei dan data pemilih, tetapi itu masih untuk tahun depan,” ungkapnya kepada Al Jazeera.
Duterte juga meyakinkan para pendukungnya bahwa ia akan memperjuangkan keputusannya di pengadilan dan optimistis akan memenangkan kasusnya.
Duterte Bantah Tuduhan Pemakzulan
Majelis rendah Filipina memakzulkan Duterte pada Rabu lalu dengan tuduhan pelanggaran konstitusi, korupsi, serta mengancam keselamatan Presiden Ferdinand Marcos Jr., Ibu Negara, dan Ketua Majelis Rendah.
Namun, Duterte dengan tegas menolak semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Pada Jumat, ia kembali menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengancam akan mencelakai Presiden Marcos.
Saat ini, Senat Filipina memiliki kewenangan untuk menentukan apakah Duterte akan dicopot dari jabatannya. Keputusan tersebut membutuhkan dukungan dua pertiga dari total senator yang hadir dalam persidangan pemakzulan. Jika suara mayoritas mendukung pemecatannya, Duterte akan kehilangan jabatannya sebagai Wakil Presiden Filipina.
Pecahnya Koalisi Marcos-Duterte
Pada pemilu 2022, Marcos dan Duterte berpasangan sebagai kandidat presiden dan wakil presiden, memenangkan pemilihan dengan dukungan besar dari basis pendukung mereka. Keduanya merupakan keturunan dari tokoh-tokoh kuat yang memiliki sejarah kontroversial terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Namun, hubungan politik keduanya semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Pada Juni 2024, Duterte mengundurkan diri dari Kabinet Marcos, di mana ia sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Keputusan tersebut menandai semakin renggangnya aliansi politik antara dua keluarga berpengaruh di Filipina.
Saat ditanya mengenai kemungkinan hasil sidang pemakzulan, Duterte tidak memberikan jawaban pasti.”Satu-satunya hal yang dapat saya katakan saat ini adalah Tuhan menyelamatkan Filipina,” katanya.
Keputusan akhir mengenai nasib politik Duterte kini berada di tangan Senat Filipina, yang akan menentukan apakah ia akan tetap menjabat atau harus lengser dari posisinya sebagai wakil presiden.[]
Putri Aulia Maharani