JAKARTA – Seorang remaja berusia 19 tahun di Lampung Selatan tewas setelah dianiaya oleh kepala dusun berinisial H (44). Peristiwa tragis ini terjadi setelah korban berusaha membela ibunya, yang sebelumnya juga menjadi korban kekerasan oleh pelaku. Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin, mengonfirmasi bahwa insiden tersebut bermula dari pertengkaran antara korban dan kepala dusun.
“Tindakan penganiayaan ini dilakukan oleh pelaku terhadap korban berusia 19 tahun, yang sebelumnya juga menyerang ibu korban yang berumur 42 tahun,” ujar Yusriandi, Minggu (9/2/2025).
Kronologi Kejadian
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat remaja tersebut berusaha menyerang balik kepala dusun. Namun, pelaku kemudian memukul korban menggunakan balok kayu, menyebabkan korban mengalami kejang-kejang.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, akibat luka parah yang dideritanya, nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Menurut keterangan saksi, peristiwa ini terjadi di lingkungan tempat tinggal korban. Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut sempat mencoba melerai, tetapi tidak berhasil menghentikan aksi brutal pelaku.
Pelaku Ditangkap Polisi
Setelah korban dinyatakan meninggal, Polsek Natar bersama Unit Jatanras Polres Lampung Selatan segera bergerak mencari pelaku.
“Pelaku berhasil ditemukan dan ditangkap pada Selasa (4/2/2025) sekitar pukul 22.00 WIB,” kata Yusriandi.
Polisi juga menyita beberapa barang bukti, termasuk balok kayu yang digunakan untuk menganiaya korban, satu unit handphone Oppo, serta rekaman CCTV yang memperlihatkan kejadian tersebut.
Saat ini, pelaku tengah menjalani pemeriksaan di Mapolres Lampung Selatan. Ia akan dijerat dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Tanggapan Warga dan Pihak Keluarga
Keluarga korban masih terpukul atas kejadian ini. Mereka meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya.”Kami tidak terima anak kami diperlakukan seperti ini. Kami berharap keadilan ditegakkan,” ujar salah satu anggota keluarga korban dengan penuh emosi.
Sementara itu, warga sekitar juga mengecam keras tindakan kepala dusun tersebut. Beberapa di antaranya mengungkapkan bahwa pelaku dikenal memiliki sifat temperamental dan sering berselisih paham dengan warga lain.
“Kami sangat kaget. Seharusnya sebagai kepala dusun, dia memberikan contoh yang baik, bukan malah bertindak seperti ini,” kata seorang warga setempat.
Peristiwa ini mengundang perhatian luas karena melibatkan seorang kepala dusun sebagai pelaku. Kasus penganiayaan ini menjadi peringatan serius akan pentingnya penegakan hukum dan perlindungan terhadap masyarakat dari tindak kekerasan.
Saat ini, pelaku telah diamankan dan akan menjalani proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku. Polisi terus melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap semua fakta terkait insiden ini.
Kasus ini juga menjadi sorotan terkait pentingnya meningkatkan kesadaran akan penanganan konflik secara damai dan mencegah tindakan kekerasan yang dapat merenggut nyawa.[]
Putri Aulia Maharani