JAKARTA – Denmark memberikan respons mengejutkan terhadap pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang pernah menyatakan keinginannya untuk membeli Greenland. Sebagai balasan, Denmark kini menawarkan untuk membeli negara bagian California dengan harga mencapai US$1 triliun atau sekitar Rp16.380 triliun.
Kampanye ini diumumkan pada Senin (10/2/2025) dalam sebuah inisiatif bertajuk “Denmarkifikasi”, yang bertujuan untuk menyoroti ketegangan antara Denmark dan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump.
Situs kampanye tersebut menyebutkan bahwa California merupakan wilayah dengan 300 hari sinar matahari dalam setahun, memiliki ekosistem teknologi yang berkembang pesat, serta dikenal dengan “avocado toast selamanya”—sebuah idiom yang merujuk pada gaya hidup modern yang banyak diidamkan masyarakat.
Latar Belakang Perseteruan Denmark dan Trump
Ketegangan antara Denmark dan Amerika Serikat meningkat sejak Trump secara terbuka menyatakan minatnya untuk membeli Greenland, wilayah otonom yang berada di bawah kedaulatan Denmark sejak 1953. Trump mengklaim bahwa pembelian Greenland merupakan langkah strategis bagi keamanan nasional Amerika Serikat, mengingat lokasi geografisnya yang penting serta kekayaan sumber daya mineralnya.
Namun, pemerintah Denmark dengan tegas menolak usulan tersebut. Perdana Menteri Denmark saat itu bahkan menyebut ide pembelian Greenland sebagai sesuatu yang “absurd”. Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari Trump, yang kemudian membatalkan kunjungan resminya ke Denmark.
Sebagai tanggapan atas kontroversi ini, Denmark melalui kampanye “Denmarkifikasi” melontarkan wacana pembelian California. Mereka menyatakan bahwa, jika kesepakatan berhasil, Disneyland akan diubah namanya menjadi “Hans Christian Andersenland”, sebagai penghormatan terhadap penulis dongeng legendaris asal Denmark.
Denmark Janjikan Kebijakan Baru Jika California Dibeli
Kampanye ini juga menyoroti bagaimana Denmark akan membawa sistem hukum yang lebih kuat, layanan kesehatan universal, serta pendekatan politik berbasis fakta ke California jika pembelian itu terjadi.
Pernyataan ini secara tidak langsung menyindir kebijakan Trump yang kerap dikritik karena kurangnya pendekatan ilmiah dan kebijakan kesehatan yang tidak inklusif.
Meskipun gagasan ini bersifat satir, kampanye ini mencerminkan kritik terhadap kebijakan Trump, khususnya terkait cara pemerintahannya menangani hubungan internasional dan kebijakan domestik.
Sejumlah pihak melihat langkah Denmark ini sebagai sindiran tajam terhadap pemikiran Trump yang menganggap wilayah negara lain dapat dibeli dan diperjualbelikan sesuka hati.
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintahan Amerika Serikat mengenai kampanye tersebut. Namun, isu ini terus menjadi sorotan di berbagai media internasional, memicu perdebatan mengenai hubungan diplomatik antara kedua negara.[]
Putri Aulia Maharani