Prabowo Ungkap Jokowi di Balik Program Makan Gratis

Prabowo Ungkap Jokowi di Balik Program Makan Gratis

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) memiliki peran penting dalam lahirnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, program ini sebenarnya telah dipersiapkan sebelum dirinya resmi dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2024.

“Pak Jokowi telah membantu, sebelum saya dilantik pun beliau sudah membantu memperlancar kegiatan kita,” ujar Prabowo dalam sambutannya pada acara HUT ke-17 Partai Gerindra, Sabtu (15/2/2025).

Jokowi Bentuk Badan Gizi Nasional Sebelum 20 Oktober 2024

Prabowo mengungkapkan bahwa sebelum dirinya menjabat sebagai presiden, Jokowi sering memanggilnya untuk berdiskusi dan meminta pandangan terkait program makan bergizi. Bahkan, Badan Gizi Nasional (BGN) yang menjadi pengelola program ini telah lebih dulu dibentuk oleh Jokowi sebelum dirinya menjabat.

“Siapa yang membentuk BGN? Siapa yang tanda tangan? Itu sebelum 20 Oktober (2024), yang bentuk adalah Pak Joko Widodo. Beliau yang bentuk,” ujar mantan Menteri Pertahanan ini.

Kecepatan pembentukan lembaga ini memungkinkan pemerintahan di bawah kepemimpinan Prabowo untuk langsung menjalankan program MBG dengan lebih efektif.

MBG Sudah Menjangkau 770.000 Anak, Target 6 Juta Penerima di Juli 2025

Saat ini, program Makan Bergizi Gratis telah menjangkau 770.000 anak di Indonesia. Prabowo optimis bahwa cakupan program ini akan terus bertambah secara signifikan dalam beberapa bulan ke depan.

“Januari kita sudah mulai, saya diberitahu bahwa dalam beberapa hari ini sudah sampai 770.000 anak. Akhir bulan Februari targetnya 1 juta, dan diharapkan akhir Juli sudah mencapai minimal 6 juta penerima manfaat,” jelasnya.

Dengan pertumbuhan yang cepat ini, Prabowo berharap MBG dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia.

Tantangan dan Harapan untuk Program Makan Bergizi Gratis

Meski berjalan dengan baik, program MBG juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam pengawasan distribusi dan efektivitas program. Beberapa pihak mengkhawatirkan adanya potensi penyalahgunaan anggaran dan ketidaktepatan sasaran penerima manfaat.

Sejumlah pakar juga menyoroti pentingnya memastikan bahwa bantuan makanan yang diberikan benar-benar bergizi dan berkualitas, bukan sekadar memenuhi kuantitas yang ditargetkan.

Selain itu, anggaran program ini juga sempat mengalami pemangkasan sebesar Rp200 juta, yang menimbulkan pertanyaan terkait keberlanjutan dan efektivitas pelaksanaan di lapangan.

Namun, Prabowo tetap optimis bahwa dengan dukungan semua pihak, program ini dapat berjalan sesuai harapan dan membawa manfaat nyata bagi generasi muda Indonesia.

“Ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan anak-anak kita. Kita ingin memastikan bahwa mereka tumbuh sehat, cerdas, dan siap membangun Indonesia yang lebih maju,” pungkasnya.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional