Eks Menkeu Jokowi Sarankan RI Contoh Korea dan Jepang

Eks Menkeu Jokowi Sarankan RI Contoh Korea dan Jepang

JAKARTA – Penasihat Khusus Presiden RI untuk Urusan Ekonomi dan Pembangunan Nasional, yang juga mantan Menteri Keuangan RI periode 2014-2016, Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan strategi agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 8% dalam lima tahun ke depan.

Dalam acara Indonesia Economic Summit 2025 yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Council (IBC) di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (18/2/2025), Bambang mencontohkan Jepang dan Korea Selatan sebagai negara yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi.

“Kita bisa belajar dari Jepang dan Korea Selatan, di mana alasan kesuksesan mereka bukan hanya karena peran konglomerat besar, tetapi juga karena keterlibatan usaha kecil dan menengah (UKM). Mereka mengerjakan proyek-proyek dasar dan menciptakan rantai pasokan yang kuat,” ujarnya.

Belajar dari Korea Selatan

Bambang menyoroti bagaimana Korea Selatan pada era 1980-an mampu membalikkan krisis dan mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 17%.

“Kalau kita lihat Korea Selatan pada 1980-an, meskipun masih di bawah rezim militer, mereka bisa mencatat pertumbuhan investasi dua digit. Alhasil, pertumbuhan ekonomi mereka saat itu mencapai 17%,” ungkapnya.

Menurutnya, kunci kesuksesan Korea Selatan dalam mencapai status negara berpendapatan tinggi dalam waktu singkat adalah fokus pada investasi yang berkelanjutan.

“Jadi, kuncinya adalah investasi,” tegas Bambang.

Strategi Investasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Bambang menekankan bahwa agar ekonomi Indonesia dapat tumbuh 8%, perlu dilakukan investasi yang memiliki dampak luas, baik dalam peningkatan output maupun penciptaan lapangan kerja.

“Kita harus menciptakan investasi yang menargetkan pengganda output yang lebih tinggi serta pengganda lapangan kerja. Biasanya, kita hanya fokus pada pengganda output, tetapi kali ini, kita juga harus mencapai pengganda lapangan kerja. Selain itu, perlu ada investasi lain di sisi pengeluaran,” jelasnya.

Menurut Bambang, investasi yang diperlukan tidak harus selalu dalam bentuk proyek-proyek besar dan kompleks. Justru, investasi yang berfokus pada kebutuhan dasar dapat memberikan dampak lebih signifikan.

“Investasi seperti apa yang dibutuhkan? Investasi di sektor dasar. Misalnya, air, sanitasi, gas untuk memasak, transportasi umum, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Ini adalah sektor-sektor di mana investasi publik seharusnya lebih banyak dilakukan,” pungkasnya.

Pemerintah diharapkan dapat memanfaatkan strategi investasi ini untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional