Ketua Komite Pengarah Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP), Din Syamsuddin, mengkritik rencana Presiden Prabowo Subianto yang akan mengevakuasi korban konflik Gaza ke Indonesia. Din menilai rencana tersebut berpotensi membahayakan perjuangan Palestina, dengan menyamakan langkah tersebut dengan ide relokasi rakyat Gaza yang pernah diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Din Syamsuddin menilai rencana evakuasi yang akan dilakukan oleh Prabowo berpotensi mengosongkan tanah Palestina, yang akhirnya mempermudah upaya penjajahan oleh Israel. “Ini bisa diartikan sebagai langkah untuk mengosongkan Tanah Palestina agar mereka (Israel) bebas menjajahnya terus,” ujar Din yang juga mantan Ketua Umum Muhammadiyah, seperti dikutip dari Jawapos.com pada Kamis (10/4).
Meski Prabowo mengklaim bahwa evakuasi tersebut hanya bersifat sementara untuk tujuan pengobatan, Din Syamsuddin skeptis bahwa rencana tersebut dapat terlaksana dengan baik. “Saya tidak yakin Prabowo mau menampung rakyat Gaza dengan alasan evakuasi sementara untuk pengobatan,” kata Din.
Din juga menegaskan bahwa selama ini, keluarga Palestina menolak untuk meninggalkan tanah kelahirannya, bahkan menolak jika anak-anak yatim piatu mereka dibawa keluar dari Gaza. Oleh karena itu, Din menganggap bahwa rencana evakuasi tersebut bisa dianggap sebagai bentuk pemulus jalan bagi Israel dan Amerika Serikat untuk menguasai Gaza.
Sebagai alternatif, Din mengusulkan agar Indonesia mengirimkan tim medis secara masif dan membangun kembali rumah sakit Indonesia yang dihancurkan oleh tentara Zionis Israel. “Itu tentu bisa terlaksana dengan pengawalan TNI,” tambahnya, sambil mempertanyakan apakah Prabowo memiliki cukup patriotisme untuk menjalankan hal tersebut.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan rencana untuk merelokasi sementara warga Gaza yang menjadi korban konflik untuk mendapatkan perawatan medis di Indonesia. Rencana tersebut bahkan menjadi salah satu pembahasan dalam lawatan Prabowo ke lima negara Timur Tengah pekan ini.[]
Putri Aulia Maharani