Generasi Muda dan Bank Digital: Konsumtif vs. Kemandirian Finansial.

Generasi Muda dan Bank Digital: Konsumtif vs. Kemandirian Finansial.

JAKARTA – Generasi Z (lahir 1997-2012) dan milenial (lahir 1981-1996) merupakan dua kelompok yang paling akrab dengan teknologi digital. Tumbuh di tengah internet, media sosial, dan platform e-commerce yang mempermudah akses, mereka tak jarang terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa 67 persen generasi Z dan 58 persen milenial di Indonesia mengalokasikan lebih dari 30 persen pendapatan mereka untuk kebutuhan non-esensial seperti belanja online, streaming, dan makanan kekinian.

Peningkatan gaya hidup konsumtif ini semakin dipicu oleh pengaruh diskon dan iklan di media sosial, yang mengarah pada pembelian impulsif. Survei Katadata Insight Center (KIC) menyebutkan, 45 persen generasi muda melakukan pembelian impulsif akibat pengaruh tersebut. Selain itu, kemudahan akses pinjaman online juga turut memperburuk keadaan, dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat 102 juta transaksi pinjaman online pada 2022, mayoritas pengguna berusia 18-35 tahun.

Perbankan Digital: Solusi atau Penguatan Gaya Hidup Konsumtif?

Meski demikian, di tengah konsumsi yang terus meningkat, perbankan digital justru mencatatkan pertumbuhan signifikan. Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa nilai transaksi digital perbankan meningkat dari Rp 1.200 triliun pada 2018 menjadi Rp 4.500 triliun pada 2022, dengan 70% penggunanya berusia di bawah 35 tahun. Layanan perbankan digital menawarkan berbagai kemudahan, seperti pembukaan rekening tanpa tatap muka, transfer antarbank tanpa biaya, dan fitur pengelolaan keuangan yang terintegrasi.

Namun, muncul pertanyaan apakah generasi muda menggunakan layanan ini untuk sekadar memenuhi gaya hidup konsumtif, ataukah untuk membangun kemandirian finansial? Aulia Pohan, pengamat ekonomi dan keuangan, berpendapat bahwa gaya hidup konsumtif ini adalah akibat dari kemudahan akses serta kurangnya literasi keuangan. Meskipun demikian, Aulia percaya bahwa perbankan digital dapat menjadi solusi untuk membantu generasi muda mengelola keuangan jika dimanfaatkan dengan bijak.

Krom Bank: Solusi untuk Kemandirian Finansial

Sebagai salah satu pelaku utama dalam perbankan digital Indonesia, Krom Bank berkomitmen mendukung generasi muda untuk mencapai kemandirian finansial. Krom Bank menawarkan beberapa fitur unggulan, seperti smart budgeting, investasi kecil-kecilan mulai dari Rp 10.000, dan pengingat tagihan, yang dirancang untuk membantu pengguna mengelola keuangan dengan bijak.

Presiden Direktur Krom Bank, Anton Hermawan, menegaskan bahwa mereka siap terus berinovasi dan memperluas layanan demi mendukung generasi muda dalam perjalanan keuangan mereka. Selain itu, Krom Bank aktif melakukan edukasi literasi keuangan melalui berbagai platform, seperti webinar dan media sosial, untuk menanamkan pemahaman pentingnya perencanaan keuangan.

Menumbuhkan Kesadaran Finansial

Tantangan terbesar dalam mengubah gaya hidup konsumtif adalah mengubah mindset generasi muda yang sering kali melihat uang sebagai alat untuk memenuhi keinginan sesaat. Namun, dengan dukungan teknologi finansial dan edukasi literasi keuangan yang masif, Aulia Pohan yakin bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan ekonomi Indonesia.

Krom Bank, dengan segala inovasinya, berperan penting dalam membantu generasi muda beralih dari gaya hidup konsumtif menuju kemandirian finansial. Dengan kemudahan teknologi, edukasi yang tepat, dan kesadaran yang terus meningkat, impian menciptakan generasi muda yang mandiri finansial bukanlah hal yang mustahil.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, generasi muda Indonesia bisa Putri Aulia Maharanimenjadi pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi masa depan, menjadikan perbankan digital sebagai mitra utama dalam perjalanan tersebut.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional