JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan untuk memberangkatkan jamaah haji kelompok terbang (kloter) pertama pada 2 Mei 2025 mendatang. Hal ini disampaikan Menag usai acara Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Jakarta pada Sabtu, 18 April 2025.
“Insyaallah, saya sudah sampaikan kepada Bapak Presiden, mudah-mudahan beliau memiliki waktu untuk melepas rombongan jamaah haji pertama pada tanggal 2 Mei 2025,” ujar Nasaruddin. Menurutnya, kehadiran Presiden dalam pemberangkatan jamaah haji pertama menjadi simbol penting dalam mendukung kelancaran dan kualitas pelayanan haji pada tahun tersebut.
Menag juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menekankan pentingnya memberikan pelayanan khusus bagi jamaah haji, memastikan bahwa tidak ada jamaah yang terlantar selama perjalanan ibadah haji. “Presiden juga berpesan kepada kami sebagai penyelenggara untuk memastikan agar tidak ada jamaah yang terlantar, dan kami telah berupaya maksimal, termasuk bekerja sama dengan media untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, Nasaruddin mengungkapkan bahwa pada tahun 2025, penyelenggaraan ibadah haji akan menerapkan skema baru, yaitu murur dan tanazul. Murur adalah pergerakan jamaah haji dari Arafah yang melintas di Muzdalifah dan langsung menuju Mina setelah Shalat Maghrib tanpa turun di Muzdalifah. Skema murur pertama kali diterapkan pada penyelenggaraan haji 2024, dengan fokus pada jamaah lanjut usia dan disabilitas, yang terbukti mempercepat mobilisasi jamaah.
Skema tanazul, yang juga akan diterapkan pada haji 2025, memungkinkan jamaah untuk menginap di hotel di sekitar Mina alih-alih di tenda yang disediakan. Tanazul diberikan pada jamaah yang memiliki jarak lebih dekat menuju hotel daripada tenda Mina. “Dengan adanya tanazul, jamaah yang lebih nyaman menginap di hotel akan diberikan kemudahan, sehingga mereka bisa beristirahat dengan lebih baik,” jelas Menag.
Menag juga mengingatkan jamaah haji untuk berniat murni hanya untuk beribadah haji tanpa embel-embel lainnya dan mengikuti setiap informasi yang diberikan oleh Badan Penyelenggara Haji (BPH). “Niatkan haji hanya untuk mencari kemabruran, ikuti semua petunjuk yang diberikan BPH untuk merawat kemabruran ibadah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Nasaruddin menambahkan bahwa ibadah haji cukup dilakukan sekali saja, asalkan dilakukan dengan niat yang tulus. “Nabi Muhammad SAW hanya melakukan haji sekali, sementara umrah berkali-kali. Tidak perlu berambisi untuk berhaji berulang kali, beri kesempatan bagi yang lain untuk merasakan ibadah haji. Satu kali haji yang mabrur setara dengan tujuh kali haji,” tuturnya.