JAKARTA — Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyoroti serius kasus ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng, Bali, yang belum mampu membaca dengan lancar, bahkan sebagian tidak bisa membaca sama sekali. Ia mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan persoalan ini demi menjamin kualitas pendidikan nasional.
“Masalah ini sangat krusial. Pendidikan merupakan fondasi bangsa. Jika peristiwa seperti ini terjadi, kita harus memastikan tidak akan terulang kembali, baik di daerah yang sama maupun di wilayah lain di Indonesia,” kata Hetifah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/4/2025).
Hetifah juga menekankan pentingnya penelusuran akar persoalan secara menyeluruh oleh pemerintah. Ia menilai penyelesaian yang efektif hanya bisa dilakukan apabila didasarkan pada data dan informasi yang akurat.
“Apakah permasalahannya ada pada kompetensi tenaga pengajar? Apakah terkait kurangnya fasilitas pendidikan? Atau mungkin ada faktor sosial lainnya yang lebih kompleks?” ujar politisi Partai Golkar tersebut.
Sebagai langkah lanjutan, Hetifah menyatakan bahwa pihaknya akan mengangkat isu ini dalam rapat kerja bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Kompleks Parlemen pada Selasa (22/4/2025).
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, menyebut kurangnya kemampuan membaca para siswa sebagai akibat dari lemahnya peran pendidik dan kurangnya perhatian orang tua. “Saya menilai ini adalah kesalahan pendidik dan orang tua. Ke depan, kita akan lakukan pembinaan secara menyeluruh,” ujar Giri di Denpasar.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Bali telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan serta mendapatkan arahan langsung dari Gubernur Bali, I Wayan Koster, untuk segera menangani kasus tersebut.
Langkah konkret yang direncanakan adalah membentuk “Rumah Pintar” sebagai wadah pembelajaran tambahan. Selain itu, pemerintah daerah juga akan melibatkan organisasi masyarakat dalam mendampingi siswa serta memberikan dukungan edukatif.
Permasalahan ini menjadi pengingat pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan dasar, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau secara merata oleh kualitas pembelajaran yang layak.[]
Putri Aulia Maharani