JAKARTA — Musisi senior Rhoma Irama menyampaikan harapannya agar praktik korupsi tidak terjadi di masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan tersebut ia utarakan saat menghadiri acara Pagelaran Seni Musik dan Bimbingan Teknis Perempuan Antikorupsi yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bertempat di Gedung C1 KPK, Jakarta, pada Selasa (29/04/2025).
“Kita berharap di era Presiden Prabowo ini, korupsi betul-betul sirna dari bumi Indonesia. Jadi mudah-mudahan kita enggak bikin lagu korupsi lagi,” ujar Rhoma Irama dalam sambutannya.
Sebagai seniman yang juga dikenal vokal terhadap isu-isu sosial, Rhoma sebelumnya pernah menggubah lagu bertema korupsi berjudul Indonesia. Dalam lagu tersebut, ia menyelipkan kritik tajam terhadap ketimpangan akibat korupsi. Salah satu lirik yang ia nyanyikan berbunyi, “Selama korupsi semakin menjadi-jadi, jangan diharapkan adanya pemerataan. Hapuskan korupsi di segala birokrasi, demi terciptanya kemakmuran yang merata.”
Menurut Rhoma, pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab institusi seperti KPK, melainkan merupakan tugas bersama seluruh elemen masyarakat. Ia menekankan pentingnya peran serta publik dalam membangun budaya antikorupsi dan mendukung upaya pencegahan maupun penindakan.
“Jadi sikap KPK untuk mengadakan pendidikan pencegahan sampai kepada penindakan itu satu konstruksi yang sangat baik sekali untuk meminimalisir tindakan korupsi di Indonesia,” jelasnya.
Lebih lanjut, pria yang juga dikenal sebagai “Raja Dangdut” ini berharap para pejabat pemerintahan menjauhi gaya hidup koruptif. Dalam pernyataannya, ia secara simbolis menyampaikan pesan agar para pejabat tidak terjerumus hingga harus mengenakan “rompi oranye” yang identik dengan tahanan KPK.
“Kita doakan agar mereka semua tidak suka kepada rompi oranye,” ucap Rhoma yang disambut tawa hadirin.
Pagelaran ini merupakan bagian dari inisiatif KPK dalam memperluas kampanye antikorupsi melalui pendekatan budaya dan seni, khususnya melibatkan perempuan sebagai agen perubahan. Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah aktivis, pejabat, serta tokoh masyarakat dari berbagai kalangan. []
Diyan Febriana Citra.