JAKARTA – Dua kekuatan nuklir besar di Asia Selatan, India dan Pakistan, kembali menunjukkan ketegangan militer di wilayah Laut Arab. Unjuk kekuatan ini terjadi tidak lama setelah insiden penembakan tragis yang menewaskan puluhan warga sipil di wilayah Pahalgam, Kashmir, sebuah kawasan yang selama ini menjadi sumber konflik berkepanjangan antara kedua negara.
Angkatan Laut India dikabarkan telah mengeluarkan empat pemberitahuan resmi terkait latihan penembakan langsung di lepas pantai negara bagian Gujarat pada Kamis, 1 Mei 2025. Latihan militer ini dilakukan hanya sekitar 85 mil laut dari lokasi latihan serupa yang digelar oleh Pakistan di kawasan Laut Arab.
Laporan dari kantor berita ANI menyebutkan bahwa beberapa kapal perang India berada dalam status siaga tinggi. Sejumlah peluncuran rudal antikapal dan antipesawat telah dilakukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapan tempur sekaligus menunjukkan kemampuan pertahanan maritim Negeri Anak Benua itu.
Latihan tersebut dinilai sebagai demonstrasi nyata atas dominasi teknologi militer India di wilayah regional. Dalam beberapa bulan terakhir, India secara aktif mengunggah dokumentasi peluncuran rudal-rudal baru Angkatan Laut melalui platform media sosial, menegaskan posisi mereka sebagai kekuatan maritim utama di kawasan.
Sementara itu, Pakistan juga mengeluarkan pemberitahuan serupa untuk latihan militer di lokasi yang berdekatan. Meski tidak ada rincian resmi mengenai jenis rudal yang digunakan, analis intelijen terbuka, Damien Symon, menyebut bahwa manuver militer ini merupakan respons langsung terhadap dinamika geopolitik yang sedang memanas.
Pemicunya adalah serangan berdarah yang terjadi pada 22 April lalu di kawasan wisata pegunungan Pahalgam, yang menyebabkan sedikitnya 26 orang tewas. Pemerintah India menyalahkan kelompok bersenjata yang diduga berbasis di Pakistan. Front Perlawanan (The Resistance Front/TRF), yang diyakini sebagai bagian dari organisasi militan Lashkar-e-Taiba, telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun, Pemerintah Pakistan secara tegas membantah keterlibatan apa pun dan mendesak dilakukannya penyelidikan internasional yang netral. Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan, Attaullah Tarar, bahkan mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki informasi intelijen kredibel yang menunjukkan India mungkin akan melakukan aksi militer dalam waktu dekat.
Situasi ini menempatkan kawasan Asia Selatan dalam kondisi yang sangat genting. Dunia internasional kini memantau dengan cermat perkembangan antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut, mengingat potensi eskalasi konflik bisa berdampak besar pada stabilitas keamanan regional maupun global.[]
Putri Aulia Maharani