JAKARTA – Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas, memberikan peringatan kepada pemerintah agar tidak terburu-buru dalam mendirikan Koperasi Merah Putih secara serentak di seluruh Indonesia. Ia menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan untuk melaksanakan proyek besar ini dengan hati-hati, mengingat dampak yang bisa ditimbulkan.
“Sebaiknya pemerintah tidak terlalu bernafsu mendirikan Koperasi Merah Putih tersebut langsung secara bersamaan di seluruh desa di tanah air,” ujar Anwar dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (02/05/2025).
Anwar menyoroti rencana pemerintah untuk mendirikan koperasi di sekitar 84.048 lokasi dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp 420 triliun. Setiap koperasi akan mendapat dana awal antara Rp 3 hingga Rp 5 miliar. Dengan angka yang sangat besar ini, ia mengingatkan bahwa pengelolaan yang tidak profesional dapat mengarah pada kerugian finansial yang signifikan dan merusak citra pemerintah.
Alih-alih mendirikan koperasi secara serentak, Anwar menyarankan agar pemerintah terlebih dahulu membuat koperasi percontohan. Koperasi ini kemudian dapat bekerja sama dengan koperasi yang sudah lebih berpengalaman. Menurutnya, pendekatan ini akan memberikan waktu yang cukup untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap mengelola koperasi dengan anggaran besar.
“Setelah itu dilakukan, baru secara bertahap pendirian dan pengembangannya dilakukan di desa-desa lain, dengan target pada tahun kelima seluruh desa di tanah air memiliki Koperasi Merah Putih tersebut,” jelasnya.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga berharap pemerintah menghindari masalah yang mungkin timbul dalam pengelolaan koperasi, seperti kredit macet atau moral hazard. Menurutnya, langkah hati-hati sangat penting untuk memastikan kesuksesan program ini.
Presiden Prabowo Subianto, melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025, telah menetapkan pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih yang dimulai sejak 27 Maret 2025. Saat ini, Kementerian Koperasi tengah menyusun model bisnis untuk koperasi tersebut. []
Diyan Febriana Citra.