RI Memiliki Sumber Gas Baru, Siap Bersaing dengan LNG!

RI Memiliki Sumber Gas Baru, Siap Bersaing dengan LNG!

JAKARTA  –  Dalam upaya mendiversifikasi sumber energi dan memanfaatkan batu bara kalori rendah, PT Bukit Asam (PTBA) bekerja sama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk mengembangkan Synthetic Natural Gas (SNG) sebagai alternatif dari Liquefied Natural Gas (LNG). Langkah ini diambil sebagai bagian dari proyek hilirisasi batu bara yang bertujuan meningkatkan portofolio energi gas di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Arsal, perwakilan PTBA, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI yang berlangsung di Jakarta pada Selasa, 6 Mei 2025.

Arsal menjelaskan bahwa SNG yang dihasilkan dari batu bara kalori rendah ini memiliki potensi yang sangat besar, diperkirakan mencapai sekitar 2,9 miliar ton. Dengan memanfaatkan batu bara kalori rendah, proyek ini diharapkan dapat menciptakan produk energi alternatif yang kompetitif dan ramah lingkungan.

Proyek hilirisasi batu bara menjadi SNG ini direncanakan untuk memanfaatkan sekitar 8,7 juta ton batu bara kalori rendah, yang diharapkan dapat menghasilkan hingga 240 BBTUD (Billion British Thermal Units per Day) SNG. Dalam proyek ini, PTBA berperan sebagai pemasok utama batu bara, sementara PGN akan menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung kelancaran proyek.

Dalam rencana pengembangan proyek ini, skema kerjasama yang disiapkan melibatkan PTBA sebagai penyedia batu bara, pembangunan pabrik, serta konversi batu bara menjadi SNG akan dilakukan oleh perusahaan pengelola atau processing company. Perusahaan ini akan berbentuk joint venture antara PTBA, PGN, dan mitra teknologi yang dipilih.

Arsal menambahkan, pihaknya bersama dengan PGN saat ini sedang menyusun Head of Agreement (HOA), yang akan menjadi dasar bagi penyusunan studi kelayakan (feasibility study). Dalam waktu dekat, studi kelayakan ini akan dilakukan untuk mengevaluasi aspek teknis, keekonomian, serta perumusan harga yang kompetitif untuk produk SNG.

Menurut kajian sementara yang dilakukan pada 2024, SNG yang dihasilkan dari proyek ini diperkirakan akan memiliki harga yang lebih bersaing dibandingkan dengan LNG impor. Proyek ini juga diprediksi akan memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan energi nasional.

PTBA menargetkan bahwa pada tahun 2026, proyek ini akan memasuki tahap Front End Engineering Design (FEED), sementara pekerjaan konstruksi diharapkan dapat dimulai pada tahun 2028. Dengan estimasi waktu pembangunan pabrik yang memerlukan sekitar 3,5 tahun, proyek ini ditargetkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2032 mendatang.

Dengan upaya ini, PTBA dan PGN berharap dapat mewujudkan solusi energi yang lebih berkelanjutan, sekaligus membuka peluang baru dalam industri energi Indonesia.[]

 

Putri Aulia Maharani

Nasional