JAKARTA – Enam orang yang diduga terlibat dalam praktik pungutan liar (pungli) dengan modus koperasi di kawasan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, ditangkap aparat Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur, Rabu (14/5). Penindakan ini merupakan bagian dari Operasi Berantas Jaya 2025 yang digelar untuk menciptakan lingkungan pasar yang aman dan bebas dari intimidasi.
Kapolsek Kramat Jati, Komisaris Polisi Rusit Malaka, menjelaskan bahwa keenam pelaku diamankan karena terbukti melakukan pungli berkedok koperasi yang mengatasnamakan Koperasi Bapengkar. Penangkapan dilakukan setelah polisi menerima laporan keresahan dari pedagang dan pengunjung pasar akibat ulah para pelaku.
“Enam orang kami amankan saat menjalankan aksi pungli di area Pasar Induk Kramat Jati. Mereka melakukan pungutan dengan dalih sebagai bagian dari koperasi, padahal itu hanya kedok,” ujar Rusit saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (15/5).
Identitas para pelaku yang ditangkap masing-masing berinisial S (56), S (61), RM (39), K (38), Z (43), dan S (43). Mereka diketahui berprofesi sebagai juru parkir dan menarik pungutan liar dari para pedagang dengan nilai antara Rp25.000 hingga Rp40.000. Selain menangkap pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti berupa uang tunai hasil pungli.
Menurut Rusit, tindakan para pelaku tidak hanya melanggar hukum tetapi juga merugikan masyarakat. Ia menegaskan bahwa penyelidikan akan terus dilakukan dan para pelaku kini tengah menjalani pemeriksaan secara intensif.
“Kami akan menindak tegas setiap bentuk praktik pungli yang meresahkan masyarakat. Tujuan kami adalah menciptakan pasar yang nyaman dan bebas dari tekanan,” katanya.
Sejalan dengan operasi tersebut, aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP Jakarta Timur juga membongkar sejumlah posko organisasi masyarakat (ormas) yang sebelumnya berdiri di area pasar. Langkah ini dilakukan untuk menertibkan lingkungan sekaligus menghilangkan potensi intimidasi terhadap pedagang maupun petugas keamanan pasar.
Rusit menambahkan, pembongkaran posko ormas merupakan bagian dari upaya menciptakan ketenteraman dan keindahan lingkungan, serta bentuk kerja sama antara aparat keamanan dan pihak PD Pasar Jaya.
“Kami pastikan tidak ada lagi aksi intimidasi terhadap pedagang. Pasar harus menjadi tempat yang aman untuk berusaha, bukan ladang pemerasan,” tutupnya.[]
Putri Aulia Maharani