Rupiah Menguat Dipicu Oleh Data Ekonomi AS yang Lemah

Rupiah Menguat Dipicu Oleh Data Ekonomi AS yang Lemah

JAKARTA – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (16/5) pagi. Penguatan ini terjadi di tengah sentimen pelemahan sejumlah indikator ekonomi AS yang dirilis sehari sebelumnya.

Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa memburuknya data ekonomi AS menjadi salah satu faktor utama penguatan rupiah terhadap mata uang Negeri Paman Sam tersebut.

“Penguatan rupiah terhadap dolar AS ini karena melemahnya data ekonomi AS yang dirilis semalam,” ujar Ariston kepada ANTARA di Jakarta.

Salah satu indikator yang mengalami pelemahan adalah indeks manufaktur wilayah New York, yang menunjukkan kontraksi sebesar 9,2 persen. Angka ini lebih dalam dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kontraksi hanya 8,2 persen.

Selain itu, data inflasi produsen AS atau Producer Price Index (PPI) juga menunjukkan hasil di bawah ekspektasi pasar. Berdasarkan laporan Anadolu Agency, PPI pada April 2025 tercatat turun 0,5 persen secara month to month (MtM), padahal sebelumnya diperkirakan akan naik 0,2 persen. Secara tahunan, inflasi produsen naik 2,4 persen, sedikit lebih rendah dibanding proyeksi pasar sebesar 2,5 persen.

Adapun PPI inti—yang tidak memasukkan harga pangan dan energi—juga tercatat turun 0,4 persen pada bulan April, menyimpang dari ekspektasi kenaikan sebesar 0,3 persen.

Sementara itu, produksi industri AS tidak menunjukkan perubahan dari bulan sebelumnya, yakni Maret 2025. Angka tersebut lebih rendah dari estimasi pasar yang memproyeksikan kenaikan sebesar 0,2 persen.

Kinerja penjualan ritel AS juga menunjukkan pelemahan. Secara bulanan, kenaikannya hanya 0,1 persen, di bawah ekspektasi sebesar 0,3 persen. Peningkatan terjadi pada sektor makanan dan minuman sebesar 1,2 persen, toko bahan bangunan dan perlengkapan taman sebesar 0,8 persen, serta toko furnitur dan peralatan elektronik masing-masing sebesar 0,3 persen.

Namun demikian, beberapa sektor mencatat penurunan signifikan, seperti toko perlengkapan olahraga, hobi, alat musik, dan buku yang turun 2,5 persen, serta toko swalayan yang mengalami penurunan 2,1 persen.

“Ini (pelemahan data ekonomi AS) membuka ekspektasi pasar untuk pemangkasan suku bunga acuan AS di bulan Juni,” kata Ariston.

Dalam pembukaan perdagangan Jumat pagi, nilai tukar rupiah tercatat menguat 84 poin atau sekitar 0,51 persen ke level Rp16.445 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah berada pada posisi Rp16.529 per dolar AS.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional