MOGADISHU — Sebuah serangan bom bunuh diri mengguncang pangkalan militer Xero Damaayo di distrik Hodan, Mogadishu, Somalia, Minggu (18/5/2025) pagi. Serangan yang terjadi sekitar pukul 09.20 waktu setempat ini menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai lebih dari 30 lainnya.
Menurut keterangan otoritas keamanan Somalia, pelaku yang diduga anggota kelompok militan Al-Shabab menyusup ke tengah antrean calon rekrutan muda yang sedang menunggu giliran pendaftaran di kamp militer. Pelaku diketahui menyamar sebagai warga sipil sebelum meledakkan diri di depan gerbang utama.
“Sebanyak 10 orang meninggal dunia dan 30 lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan bom bunuh diri ini,” demikian pernyataan aparat setempat, seperti dikutip dari Reuters.
Kelompok Al-Shabab, melalui saluran komunikasinya, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. “Mujahidin melakukan ledakan yang menargetkan orang-orang murtad yang berada di depan Xero Damaayo di distrik Hodon, Mogadishu. Mereka mendaftar untuk bergabung dengan pasukan,” ujar kelompok itu dalam pernyataan yang dikutip dari AFP.
Ledakan tersebut menimbulkan kerusakan besar di sekitar lokasi. Sejumlah foto yang beredar menunjukkan sepatu-sepatu milik korban berserakan, sementara tubuh-tubuh korban tergeletak di jalanan. Seorang pengemudi kendaraan umum, Adan Yare, menyebut jalan di depan kamp saat itu dipadati warga sipil. “Ledakan terjadi ketika orang-orang sedang antre untuk masuk ke dalam kamp,” tuturnya.
Saksi mata lainnya, Saalim Nur, mengatakan ia melihat sedikitnya lima mayat warga sipil. “Saya sedang berada di dalam minibus beberapa ratus meter dari lokasi ketika ledakan terjadi. Daerah itu langsung berubah menjadi puing-puing, batu dan pasir beterbangan,” katanya.
Pemerintah Mesir, yang memiliki hubungan diplomatik erat dengan Somalia, menyatakan kecaman keras atas serangan tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, Somalia mengalami peningkatan signifikan dalam frekuensi serangan oleh Al-Shabab, kelompok ekstremis yang berupaya menggulingkan pemerintahan sah dan menerapkan interpretasi ketat terhadap hukum Islam di negara tersebut.
Serangan ini menambah deretan kekerasan yang terus melanda Somalia dan menjadi tantangan besar bagi stabilitas keamanan nasional serta proses rekonsiliasi politik yang masih rapuh.[]
Putri Aulia Maharani