SEOUL – Amerika Serikat (AS) dilaporkan tengah mempertimbangkan menarik sebagian pasukannya yang ditempatkan di Korea Selatan (Korsel). Namun, Kementerian Pertahanan Korsel menegaskan sejauh ini belum ada pembicaraan resmi dengan Washington mengenai hal tersebut.
Pada Jumat (23/05/2025), media mengungkapkan bahwa sejumlah pejabat pertahanan AS menyampaikan rencana penempatan ulang sekitar 4.500 tentara dari Korsel ke beberapa lokasi lain, termasuk Guam. Sumber-sumber tersebut enggan disebutkan namanya.
AS selama ini menjadi sekutu utama Korsel dalam bidang keamanan, menempatkan sekitar 28.500 personel militer untuk membantu pertahanan terhadap ancaman dari Korea Utara (Korut) yang memiliki senjata nuklir. Kehadiran pasukan AS ini menjadi bagian dari strategi mempertahankan stabilitas kawasan.
Presiden AS Donald Trump, sebelum terpilih kembali pada Pilpres 2024, pernah menyatakan bahwa jika menang, ia akan menuntut Korsel untuk membayar lebih banyak demi menampung pasukan AS di wilayah tersebut.
Pasukan AS di Korea atau United States Forces Korea (USFK) merupakan komando gabungan di bawah Komando Indo-Pasifik AS. Mereka bertugas mendukung dan melatih pasukan gabungan Korsel-AS serta pasukan multinasional Komando PBB.
Tahun lalu, Seoul dan Washington menyepakati perjanjian pembagian biaya terbaru untuk lima tahun ke depan. Dalam perjanjian itu, Korsel setuju meningkatkan kontribusinya sebesar 8,3 persen menjadi 1,52 triliun Won atau sekitar Rp 18 triliun pada 2026.
Kementerian Pertahanan Korsel menegaskan bahwa kehadiran pasukan AS merupakan elemen vital dalam aliansi kedua negara.
“Pasukan AS di Korea telah menjadi komponen utama aliansi Korea Selatan-AS, yang mempertahankan postur pertahanan gabungan yang kuat dengan militer kami untuk mencegah agresi dan provokasi Korea Utara,” ujar pernyataan resmi kementerian.
Sampai saat ini, isu penarikan pasukan AS masih dalam tahap pertimbangan dan belum ada keputusan final yang diumumkan kedua pihak. []
Diyan Febriana Citra.