JAKARTA – Drama Korea bertema sejarah atau sageuk kembali mencuri perhatian publik dengan pendekatan baru yang memadukan unsur romansa, aksi, dan okultisme. Salah satu yang menonjol adalah The Haunted Palace, drama besutan SBS yang dinilai berhasil menyegarkan genre klasik tersebut dengan balutan fantasi yang kaya imajinasi.
Drama ini mengangkat tema eksorsisme dan mitologi Korea, menampilkan karakter utama Yeo-ri (Kim Ji Yeon), seorang pembuat kacamata yang berjuang menolak takdirnya sebagai dukun. Ia terjebak dalam hubungan kelam selama 13 tahun dengan Gang-cheol (Kim Young Kwang), seekor imugi — makhluk menyerupai ular yang belum menjadi naga dalam mitos Korea.
Tayang perdana pada 18 April 2025, The Haunted Palace langsung menarik perhatian dengan capaian rating 10,7 persen pada episode kesembilan, menembus batas dua digit yang dianggap sebagai tolok ukur keberhasilan drama televisi Korea.
● Visual Menawan dan Karakter Mistis
Keunikan The Haunted Palace terletak pada perpaduan genre yang tidak lazim dalam sageuk konvensional. Berlatar istana yang dipenuhi hantu-hantu unik seperti hantu berkaki satu, hantu bercahaya, hingga roh kutukan, drama ini memikat dengan visual yang mencolok dan suasana mencekam.
Yook Sun Jae, yang memerankan Yoon-gap, menjadi salah satu karakter kunci dengan keahliannya sebagai pengusir setan. Koreografi aksi pengusiran roh yang intens turut memperkuat ketegangan dalam setiap episode.
“Seperti halnya kesuksesan film Exhuma, kami melihat meningkatnya ketertarikan publik terhadap dunia perdukunan dan folklor tradisional. Itu menjadi landasan lahirnya The Haunted Palace,” ujar perwakilan SBS, dikutip dari Korea Joongang Daily.
Drama ini juga memperkenalkan karakter Hong-rang (Lee Jae Wook), pemuda yang kembali ke rumah tanpa ingatan, serta Jae-yi (Jo Bo Ah), saudari tirinya yang mencurigai keberadaannya. Intrik misteri yang bercampur dinamika romansa memperkaya kompleksitas cerita.
● Imajinasi Baru dalam Drama Sejarah
SBS bukan satu-satunya stasiun televisi yang mengusung pendekatan baru dalam drama sejarah. KBS juga tengah menyiapkan The First Night With the Duke, drama fantasi-romansa yang dijadwalkan tayang bulan depan. Cerita berpusat pada seorang wanita dewasa yang terbangun di masa lalu setelah kerasukan tokoh minor dari novel romansa, lalu menghabiskan malam bersama sang tokoh utama pria.
“Banyak drakor sejarah saat ini meminjam pola dari drama modern agar terasa lebih segar dan imajinatif,” kata kritikus budaya Jeong Deok-hyun.
● Menyasar Penonton Lintas Generasi
Tren campuran genre ini terbukti mampu menjembatani selera penonton dari berbagai usia. Bagi generasi muda, sageuk dengan elemen modern terasa relevan, sementara bagi generasi lebih tua, nuansa historisnya tetap akrab.
“Drama sejarah justru memiliki peluang sukses yang lebih luas. Formatnya bisa dimodifikasi agar menarik di semua usia,” ujar Jeong.
Sementara itu, kritikus televisi Gong Hee-jung menilai bahwa biaya produksi sageuk yang relatif stabil membuatnya lebih diminati oleh stasiun besar.
“Meski tetap membutuhkan anggaran besar, drama sejarah biasanya lebih efisien dibandingkan produksi drama modern berskala besar. Itu menjadi salah satu faktor genre ini kembali naik daun,” ungkapnya.
Dengan daya pikat mitologi, visual sinematik, dan narasi yang memadukan dunia nyata dan supranatural, The Haunted Palace menegaskan bahwa drama sejarah Korea tengah berevolusi menjadi tontonan lintas genre yang layak diantisipasi.[]
Putri Aulia Maharani