JAKARTA – Kepolisian Korea Selatan kembali mengajukan permintaan surat perintah penggeledahan dan penyitaan terhadap Chairman HYBE, Bang Si-hyuk. Ia tengah diselidiki atas dugaan manipulasi saham yang melibatkan nilai transaksi sebesar 400 miliar Won atau setara sekitar Rp4,73 triliun, mengacu pada kurs Rp11,84 per Won.
Melansir The Korea Times, penyelidikan ini ditangani oleh Unit Kejahatan Keuangan Kepolisian Metropolitan Seoul. Permintaan surat perintah tersebut telah diajukan ke Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul sejak Rabu (29/5/2025).
Tim penyidik berupaya mendapatkan dokumen dari Bursa Korea, Otoritas Jasa Keuangan Korea (Financial Supervisory Service/FSS), dan sejumlah perusahaan sekuritas guna menelusuri jejak transaksi keuangan terkait.
● Diduga Tipu Pemegang Saham Lama
Bang Si-hyuk diduga melanggar Undang-Undang Pasar Modal Korea Selatan. Ia dituding telah menyampaikan informasi menyesatkan kepada para pemegang saham, seolah-olah HYBE tidak memiliki rencana untuk melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Pernyataan tersebut mendorong para pemegang saham lama menjual saham mereka.
Namun, setelah saham tersebut berpindah tangan, IPO tetap dilakukan, dan Bang diduga memperoleh keuntungan pribadi hingga 400 miliar Won.
Permintaan penggeledahan sebelumnya sempat ditolak oleh jaksa pada April lalu. Meski demikian, polisi telah menyelidiki kasus ini sejak Desember 2024. Otoritas Jasa Keuangan Korea Selatan (FSS) juga tengah melakukan penyelidikan terpisah dan berencana menyerahkan hasil investigasinya ke kejaksaan dalam waktu dekat.
● HYBE Membantah
Pihak HYBE menyatakan tidak melakukan pelanggaran hukum. “Seluruh transaksi dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum setelah melalui peninjauan hukum secara menyeluruh,” ujar perusahaan dalam pernyataan resmi.
Meskipun persoalan ini berkaitan dengan aspek korporasi, kekhawatiran muncul di kalangan penggemar BTS. Sebab, kontroversi tersebut mencuat menjelang rencana comeback penuh grup K-pop tersebut, yang dijadwalkan terjadi setelah seluruh anggota menyelesaikan wajib militer pada 21 Juni 2025.
● Kasus Lain: Dugaan Perdagangan Orang Dalam
Selain dugaan manipulasi saham IPO, HYBE juga terseret dalam kasus lain yang melibatkan mantan eksekutif keuangannya. Jaksa telah menggeledah kantor pusat HYBE di Yongsan, Seoul, dalam penyelidikan terhadap dugaan perdagangan orang dalam.
Pejabat yang diidentifikasi sebagai A, dituduh membeli saham anak perusahaan YG Entertainment, yakni YG Plus, pada tahun 2021 sebelum HYBE mengumumkan rencana investasi. A diduga memperoleh keuntungan ilegal sebesar 240 juta Won dari transaksi tersebut.
Menanggapi hal itu, HYBE menyatakan telah memberikan dukungan penuh kepada pihak berwenang, dan menegaskan bahwa individu yang bersangkutan tidak lagi bekerja di perusahaan.[]
Putri Aulia Maharani