IHSG Patahkan Mitos “Sell in May & Go Away” dengan Kenaikan Ugal-ugalan

IHSG Patahkan Mitos “Sell in May & Go Away” dengan Kenaikan Ugal-ugalan

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup bulan Mei 2025 dengan kinerja gemilang, menepis anggapan klasik “Sell in May and Go Away” yang selama ini menghantui investor. Sepanjang bulan, indeks mencatat penguatan signifikan sebesar 7,44% meskipun mengalami koreksi harian sebesar 0,32% pada penutupan perdagangan Rabu, 28 Mei 2025, di level 7.175,81.

Peningkatan IHSG sepanjang Mei menjadi pencapaian terbaik dalam sepuluh tahun terakhir untuk periode bulanan. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kekuatan pasar domestik, tetapi juga menunjukkan adanya pergeseran sentimen dari pelaku pasar global terhadap pasar berkembang, termasuk Indonesia.

Sejumlah faktor internal memainkan peran penting dalam menopang kinerja positif IHSG. Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga lebih awal menjadi salah satu pemicu utama. Di saat yang sama, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS—kembali ke kisaran Rp16.200 per dolar—memberikan kepercayaan tambahan bagi pelaku pasar.

Selain itu, defisit transaksi berjalan yang menyempit serta stimulus fiskal yang digulirkan kembali oleh pemerintah turut memberikan dorongan terhadap pergerakan indeks. Kombinasi kebijakan moneter dan fiskal ini memperkuat daya tarik pasar saham domestik, mendorong aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Data perdagangan mencatat, investor asing membukukan net buy lebih dari Rp6 triliun di pasar saham Indonesia sepanjang Mei. Angka ini mencerminkan optimisme terhadap fundamental ekonomi dalam negeri.

Sentimen global juga turut mendukung. JP Morgan, salah satu lembaga keuangan terkemuka dunia, pada 19 Mei 2025 menaikkan peringkat pasar negara berkembang dari posisi netral menjadi overweight. Kenaikan peringkat ini disebabkan oleh menurunnya kekuatan dolar AS sejak awal tahun serta meningkatnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit negara tersebut.

Menurut JP Morgan, kombinasi valuasi saham yang lebih atraktif dan pergeseran alokasi dana investor menjadikan pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, sebagai destinasi investasi yang lebih menjanjikan dibandingkan pasar negara maju.

Dengan performa ini, IHSG tidak hanya berhasil kembali bertengger di atas level psikologis 7.000, tetapi juga menciptakan narasi baru: bukan lagi “Sell in May and Go Away”, melainkan “Buy in May and Stay”. Sebuah pencapaian yang mencerminkan kekuatan pasar Indonesia di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.

Sebagai perbandingan, dalam sepuluh tahun terakhir, peluang IHSG mencatat kinerja positif pada bulan Mei hanya sekitar 30 persen, dengan rata-rata penurunan 0,67 persen. Bahkan, penyusutan terbesar pernah terjadi pada Mei 2015 dengan penurunan hingga 4,08 persen.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional