JAKARTA — Pemerintah Republik Indonesia bersama Pemerintah Prancis secara resmi mempererat hubungan bilateral di bidang kebudayaan dengan menandatangani nota kesepahaman yang mencakup pelestarian warisan budaya, penguatan kapasitas sumber daya manusia, hingga promosi berbagai produk budaya kreatif.
Penandatanganan dokumen kerja sama budaya tersebut berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (28/5). Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, dan Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, menjadi pihak yang mewakili masing-masing negara dalam prosesi tersebut. Kegiatan ini turut disaksikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Berdasarkan siaran pers resmi dari Kementerian Kebudayaan RI yang diterima pada Kamis, penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan tindak lanjut dari Deklarasi Bersama Indonesia–Prancis tentang Strategi Kebudayaan yang telah disepakati oleh kedua kepala negara.
“MoU ini merupakan kerangka kerja operasional untuk mewujudkan visi budaya yang telah disepakati oleh kedua Presiden,” ujar Fadli Zon.
Melalui kemitraan ini, kedua negara berkomitmen untuk menciptakan ruang bersama yang mendukung inovasi, ekspresi seni, serta solidaritas budaya, dengan menitikberatkan pada upaya perlindungan cagar budaya dan pelestarian warisan takbenda.
Kerja sama ini meliputi sejumlah bidang strategis, antara lain pengembangan institusi permuseuman, digitalisasi arsip, peningkatan kualitas SDM di sektor kebudayaan, serta promosi lintas sektor budaya, termasuk film, musik, wastra, kuliner, seni pertunjukan, hingga permainan digital.
Selain itu, Indonesia dan Prancis juga menyepakati kerja sama dalam hal pencegahan perdagangan ilegal benda cagar budaya, penelusuran asal-usul koleksi bersejarah, serta pelaksanaan proses repatriasi benda budaya berdasarkan prinsip etika.
Dalam rangka memperkuat keterlibatan masyarakat budaya, kedua pihak sepakat membangun mekanisme kolaboratif yang mencakup pertukaran kurator dan konservator, residensi seniman, penyelenggaraan festival bersama, dan jejaring antar-lembaga kebudayaan.
Beberapa program konkret yang dirancang dalam kerangka kerja sama tersebut antara lain Indonesia–France Film Lab, pengembangan Borobudur Cultural Center, dukungan terhadap Yayasan PINTU, serta partisipasi seniman Indonesia dalam platform Cité internationale des arts di Paris.
“Kami ingin memperkuat dialog budaya antara kedua bangsa, terutama melibatkan generasi muda dan pelaku budaya kontemporer,” ujar Fadli.
“Prancis dan Indonesia memiliki ekosistem budaya yang dinamis dan saling melengkapi. Inilah saatnya kita melangkah bersama membentuk lanskap budaya global yang lebih inklusif, terbuka, dan kolaboratif,” lanjutnya.
Kementerian Kebudayaan RI menegaskan komitmennya dalam mendukung sinergi antara negara dan masyarakat budaya melalui pendekatan yang inklusif dan kolaboratif, guna mendorong terciptanya nilai tambah budaya sekaligus ekonomi bagi kedua bangsa.[]
Putri Aulia Maharani