BNPT: Peran Negara Kunci Tangkal Radikalisme

BNPT: Peran Negara Kunci Tangkal Radikalisme

JAKARTA — Dalam menghadapi ancaman ideologi radikal dan terorisme, peran negara tidak dapat dilepaskan dari upaya membangun ketahanan dan keamanan nasional yang kuat. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Eddy Hartono, menegaskan bahwa kerja sama antara berbagai sektor serta pemanfaatan teknologi modern menjadi kunci utama menjaga stabilitas negara.

Hal ini disampaikan Eddy saat mengunjungi booth BNPT dalam ajang Indo Defence Expo and Forum 2024 yang berlangsung di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jumat (14/06/2025). Menurutnya, pencegahan radikalisme bukan hanya tugas satu lembaga, melainkan membutuhkan sinergi antarsektor agar Indonesia tetap kokoh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Memang kerja sama pertahanan secara global untuk kedamaian dan keamanan dalam negeri memang harus diwujudkan oleh sebuah negara sehingga stabilitas negara itu lebih terjamin dan kehidupan dalam bermasyarakat bernegara menjadi lebih baik,” ujar Eddy dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/06/2025).

Pencegahan penyebaran paham radikal menjadi kewajiban negara yang strategis, karena apabila tidak ditangani dengan tepat, dapat mengancam stabilitas keamanan dan pertahanan nasional.

Eddy mengingatkan, “Konteks inilah negara memang wajib melakukan pencegahan supaya paham radikal terorisme ini tidak tersebar karena dapat mengganggu stabilitas keamanan dan pertahanan di Indonesia sehingga kerangka NKRI tetap utuh.”

Selain pendekatan keamanan tradisional, BNPT juga gencar memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk memetakan serta meminimalisasi risiko radikalisasi.

Kepala Biro Perencanaan, Hukum, dan Hubungan Masyarakat BNPT, Tejo Wijanarko, menekankan bahwa kolaborasi lintas kementerian, lembaga, masyarakat sipil, dan sektor swasta adalah langkah penting dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

“BNPT selalu berkolaborasi dengan semua kementerian/lembaga, dengan masyarakat sipil, dengan swasta dalam rangka melakukan pencegahan terorisme maupun radikalisme karena juga dalam acara ini kita juga harus semakin memperluas wawasan bahwa pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT,” jelas Tejo.

Penguatan kerjasama ini diperkuat dengan sikap tegas pemerintah, sebagaimana disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam pembukaan Indo Defence Expo and Forum 2024. Presiden menyatakan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam jika kedaulatan negara terancam dan lebih memilih gugur daripada dijajah kembali oleh bangsa lain.

Penekanan kolaborasi multisektoral dan integrasi teknologi menjadi modal utama dalam menjaga ketahanan nasional di tengah dinamika global dan kompleksitas ancaman yang terus berkembang. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional