JAKARTA – Insiden memilukan kembali terjadi di Jalur Gaza. Sedikitnya 59 warga Palestina dilaporkan tewas saat sedang mengantre bantuan makanan. Kejadian tragis ini terjadi di Khan Younis, wilayah selatan Gaza, dan diduga akibat tembakan dari militer Israel.
Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (18/06/2025) dini hari waktu setempat. Dalam sebuah video yang tersebar luas di media sosial, tampak jasad-jasad bergelimpangan di jalanan, sebagian di antaranya hancur akibat ledakan atau tembakan. Sementara warga sipil lainnya terlihat panik, mencoba mengevakuasi korban dengan alat seadanya seperti becak, kereta keledai, bahkan mobil pribadi.
Data dari petugas medis Palestina menyebutkan bahwa sebanyak 221 orang mengalami luka-luka, dengan sekitar 20 orang di antaranya berada dalam kondisi kritis. Insiden ini disebut sebagai yang paling mematikan dalam satu hari sejak jalur pengiriman bantuan dibuka kembali di Gaza pada Mei lalu.
Militer Israel mengakui bahwa pasukan mereka melepaskan tembakan di sekitar lokasi kejadian, namun menyebutkan bahwa insiden itu masih dalam tahap penyelidikan. Mereka menyatakan bahwa pasukan berada di dekat area distribusi bantuan saat kerumunan warga mendekat.
“Sebelumnya hari ini, sebuah pertemuan teridentifikasi berdekatan dengan truk distribusi bantuan yang terjebak di area Khan Younis, dan dekat dengan pasukan IDF yang beroperasi di area tersebut,” kata militer Israel dalam pernyataan resminya.
“IDF mengetahui laporan mengenai sejumlah orang yang terluka akibat tembakan IDF setelah kerumunan itu mendekat. Rincian insiden tersebut sedang ditinjau. IDF menyesalkan adanya korban jiwa bagi orang-orang yang tidak terlibat dan berupaya untuk meminimalkan korban jiwa sebanyak mungkin sambil menjaga keselamatan pasukan kami,” lanjut mereka.
Namun, kesaksian dari warga di lapangan menunjukkan gambaran yang mengerikan. Seorang saksi mata bernama Alaa, yang berada di lokasi dan ikut mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Nasser, memberikan penuturan langsung mengenai kekacauan yang terjadi.
“Tiba-tiba, mereka membiarkan kami bergerak maju dan membuat semua orang berkumpul, lalu peluru mulai berjatuhan, peluru tank,” katanya kepada Reuters.
Ia menambahkan, “Tidak ada yang memandang orang-orang ini dengan belas kasihan. Orang-orang sekarat, mereka dicabik-cabik, untuk mendapatkan makanan bagi anak-anak mereka. Lihatlah orang-orang ini, semua orang ini dicabik-cabik untuk mendapatkan tepung guna memberi makan anak-anak mereka.”
Kejadian ini kembali memantik kecaman dari masyarakat internasional, terutama terkait cara militer Israel menangani distribusi bantuan kemanusiaan di daerah konflik yang padat penduduk dan penuh pengungsi. []
Diyan Febriana Citra.