JAKARTA — Upaya Pemerintah Provinsi Jakarta untuk memperluas ruang publik yang ramah warga kembali diwujudkan melalui peresmian Balai Warga di kawasan Rawa Buaya, Jakarta Barat, Jumat (20/06/2025). Gubernur Jakarta, Pramono Anung, hadir langsung dalam peresmian dan menekankan pentingnya pemanfaatan fasilitas tersebut sebagai sarana interaksi sosial tanpa biaya.
“Saya betul-betul meminta balai warga ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk silaturahmi warga. Kalau warga menggunakan, mohon maaf, jangan dibebani,” ujar Pramono di hadapan warga dan jajaran pejabat setempat.
Langkah ini menegaskan arah kebijakan Pemprov DKI yang mendorong pembangunan fasilitas inklusif, khususnya untuk memperkuat kohesi sosial di tingkat komunitas.
Dalam kesempatan itu, Pramono juga menyoroti pentingnya pemeliharaan fasilitas. Ia meminta Pemerintah Kota Jakarta Barat mengalokasikan Pasukan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), atau dikenal sebagai Pasukan Oranye, untuk membersihkan area tersebut secara rutin.
“Nanti operasionalnya biar dipikirin sama Pak Wali Kota. Termasuk untuk bersihin dan sebagainya, Pak Wali dikasih ajalah secara rutin Pasukan Oranye untuk membersihkan tempat ini, karena gak mungkin kalau kemudian gak ada yang merawat,” kata Pramono.
Hal ini menjadi penegasan bahwa keberhasilan proyek publik tak hanya diukur dari pembangunan fisik, tapi juga dari keberlanjutan operasional dan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaannya.
Balai warga yang baru diresmikan ini dirancang dengan sentuhan budaya Betawi, mengadopsi gaya rumah kebaya. Bangunan berdiri di atas lahan seluas 300 meter persegi dengan fasad dominan putih, dilengkapi ornamen gigi balang berwarna hijau. Di bagian terasnya, delapan jendela kayu berjaluzi mengapit sebuah televisi gantung. Ruang utama terbuka dan lega, dilengkapi kipas angin untuk kenyamanan warga.
Menurut Gubernur, pembangunan serupa sedang berlangsung di berbagai titik Jakarta, sebagai bagian dari komitmen pemda memperluas ruang interaksi komunitas.
“Sekarang pembangunannya ada di mana-mana, dan yang paling menyenangkan adalah lahan disiapkan oleh, ada yang oleh pemerintah daerah setempat, ada juga kerja sama dengan pengembang, masyarakat, sehingga bisa dibangun,” jelasnya.
Meski jumlah balai warga yang telah selesai dibangun masih di bawah sepuluh unit, Gubernur Pramono optimistis proyek ini akan terus berkembang. Ia berharap sinergi antara pemda, warga, dan sektor swasta bisa mempercepat realisasi fasilitas serupa di wilayah lain.
Dengan adanya balai warga ini, Jakarta tidak hanya membangun ruang fisik, tetapi juga membangun ruang kebersamaan dan keterlibatan sosial yang inklusif. []
Diyan Febriana Citra.