Tentara Israel Mengungsi ke Rumah Warga Palestina Setelah Dibombardir Iran

Tentara Israel Mengungsi ke Rumah Warga Palestina Setelah Dibombardir Iran

JENIN – Ketegangan di Timur Tengah semakin memanas setelah sejumlah pasukan Israel dilaporkan menggunakan rumah warga Palestina sebagai tempat perlindungan dari serangan rudal Iran.

Laporan dari sejumlah sumber di Tepi Barat menyebutkan bahwa militer Israel mengambil alih setidaknya 17 rumah milik warga Palestina di wilayah Kota Rummana, Anin, Jalboun, dan sekitar Jenin. Beberapa rumah di kawasan selatan Hebron juga turut dikuasai. Warga dilaporkan diusir secara paksa dan rumah mereka dijadikan barak darurat untuk pasukan Israel.

“Lebih dari 50 orang, termasuk anak-anak, dipaksa keluar dengan alasan keamanan. Ketika kami bertanya kapan mereka akan pergi, mereka justru menyerang kami,” ujar seorang warga, seperti dikutip dari Middle East Eye, Rabu (18/6).

Warga tersebut menyebut dirinya dan sejumlah anggota keluarga mengalami pemukulan oleh tentara Israel hingga harus dirawat di rumah sakit.

Tak hanya itu, pasukan Israel juga dilaporkan merusak perabotan rumah yang mereka tempati, meninggalkan bangunan dalam kondisi rusak berat. Warga setempat, termasuk seorang bernama Shabaneh, mengungkapkan bahwa ketika mereka kembali, kerusakan rumah semakin parah dibanding sebelumnya.

Lebih mengkhawatirkan lagi, tentara Israel meninggalkan catatan bertuliskan nada ancaman seperti “Terima kasih, kami akan kembali.” Tulisan ini menimbulkan ketakutan, terutama di kalangan anak-anak, karena warga khawatir akan kembali terusir sewaktu-waktu.

Wali Kota Jenin, Hassan Subaihat, menyatakan bahwa setidaknya 12 rumah telah disita sejak 13 Juni—yakni hari saat Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Iran, dengan dalih menjaga keamanan dari ancaman nuklir.

Serangan Israel ke Iran sendiri memicu respons keras dari Teheran, yang segera meluncurkan ratusan roket dan rudal ke wilayah Israel. Situasi kemudian berkembang menjadi saling serang selama beberapa hari, dengan korban jiwa dari kedua pihak terus bertambah.

Pemerintah Israel berdalih bahwa serangan mereka ditujukan untuk melumpuhkan program nuklir dan pengembangan rudal balistik Iran. Namun, dalam pelaksanaannya, serangan juga menyasar kawasan permukiman sipil, menyebabkan jatuhnya banyak korban.

Iran membalas dengan meluncurkan rudal Sejjil dan menargetkan sejumlah fasilitas strategis di Israel, termasuk yang diduga sebagai markas intelijen.

Situasi ini memperlihatkan bagaimana konflik antara dua negara besar tersebut juga menyeret penduduk sipil—terutama warga Palestina—menjadi korban dari perebutan kekuasaan dan pertarungan geopolitik yang makin kompleks di kawasan Timur Tengah.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional