JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapan penuh untuk membantu proses evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana De Souza Pereira Marins, yang dilaporkan terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menegaskan bahwa pemerintah melalui berbagai jalur komunikasi, termasuk media sosial Presiden Prabowo Subianto, menampung semua laporan dan permintaan bantuan dari masyarakat. Pernyataan ini disampaikan pada Selasa (24/6/2025) menanggapi banyaknya komentar netizen yang menyoroti proses evakuasi pendaki tersebut di Instagram Presiden.
“Semua informasi yang masuk ke Presiden, baik melalui media sosial maupun saluran lain, akan diperiksa dan diverifikasi. Sepanjang memungkinkan, bantuan akan segera diberikan,” ujar Juri seperti dikutip dari laporan Kompas TV.
Ia menambahkan bahwa perhatian Presiden tidak hanya terfokus pada persoalan makro, namun juga pada hal-hal kasuistik, termasuk kasus individu seperti ini. “Presiden memperhatikan hingga ke masalah yang kelihatannya kecil, orang per orang, selama itu sampai ke beliau,” lanjutnya.
Berdasarkan informasi dari Basarnas, Juliana diduga terjatuh ke arah Danau Segara Anak saat mendaki menuju puncak Rinjani pada 21 Juni 2025 sekitar pukul 04.00 WITA. Lokasi jatuhnya diperkirakan memiliki kedalaman antara 150 hingga 200 meter.
Juliana diketahui memulai pendakian pada 20 Juni melalui jalur Sembalun bersama lima orang lainnya yang berasal dari berbagai negara. Pendakian tersebut telah terdaftar secara resmi dengan kode registrasi ERSINFX3LHVPP.
“Pemerintah akan terus memantau perkembangan operasi evakuasi dan menentukan langkah-langkah bantuan lanjutan yang dibutuhkan,” ujar Juri. Ia menegaskan bahwa kasus Rinjani ini bukanlah satu-satunya yang mendapat perhatian, sebab berbagai laporan serupa juga sedang ditangani langsung oleh tim Presiden.
Hingga saat ini, tim SAR masih berupaya keras mengevakuasi korban dari medan yang sulit dan curam. Proses pencarian terkendala cuaca dan kontur geografis yang ekstrem, namun upaya terus dilakukan secara maksimal.[]
Putri Aulia Maharani