Serangan Israel di Gilan Iran Tewaskan 9 Warga Sipil

Serangan Israel di Gilan Iran Tewaskan 9 Warga Sipil

TEHERAN – Sembilan warga sipil dilaporkan tewas dalam serangkaian serangan udara Israel yang menghantam beberapa gedung permukiman di Provinsi Gilan, Iran utara, pada Selasa, 24 Juni 2025. Penyerangan ini terjadi tepat menjelang deklarasi gencatan senjata antara Iran dan Israel, seperti diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Wakil Gubernur Provinsi Gilan menyampaikan, bahwa serangan tersebut menghancurkan sejumlah hunian penduduk dan mengakibatkan sembilan orang meregang nyawa. Mayoritas korban dilaporkan sebagai warga sipil yang tengah berada di rumah saat serangan terjadi.

Insiden ini memperlihatkan betapa gentingnya situasi sebelum gencatan senjata lebih lanjut diresmikan. “Iran dan Israel terus saling melancarkan serangan udara pada Selasa (24/06/2025), melepaskan tembakan rudal pada saat-saat akhir menjelang batas waktu gencatan senjata yang diumumkan Trump,” lapor media pemerintah Iran.

Di pihak Israel, sirene peringatan terdengar di wilayah utara negara itu saat rudal-rudal Iran diluncurkan sebagai balasan. Militer Israel menyatakan telah berusaha mencegat sejumlah rudal, namun empat warga Israel tewas dan dua lainnya luka akibat dampak rudal Iran yang menghantam Beersheba di selatan . Meski jumlah korban dan kerusakan di pihak Israel belum sepenuhnya dikonfirmasi, dilaporkan bahwa sedikitnya 24 orang tewas dan 50 bangunan terdampak secara nasional.

Gencatan senjata itu diprakarsai oleh Presiden AS Donald Trump, didukung oleh Qatar, sebagai mediasi perdamaian antara kedua negara. Trump menyatakan, “Ceasefire is now in effect,” sekalipun Iran awalnya membantah adanya kesepakatan resmi. Rincian rencana itu menyebut bahwa gencatan berlaku “sekali Iran berhenti menembak, kemudian Israel 12 jam kemudian”.

Meski demikian, terjadi keraguan besar atas efektivitas gencatan tersebut. Serangan terakhir terjadi saat kedua pihak telah mendekati batas waktu senjata berhenti, alih-alih meredakan konflik, justru meningkatkan kecemasan tentang kemungkinan eskalasi kembali.

Dengan warga sipil berguguran dan infrastruktur rusak, eskalasi mendadak ini menunjukkan masih rapuhnya stabilitas keamanan. Kematian sembilan warga Iran dan empat warga Israel menjadi bukti nyata bahwa perdamaian yang diupayakan melalui diplomasi mendadak mungkin belum cukup menekan aksi militer di lapangan. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional