JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) sebagai bagian dari langkah strategis dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di wilayahnya. Penandatanganan MoU ini dilakukan di Jakarta pada Rabu (18/6/2025) dan akan berlaku selama lima tahun ke depan.
Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh, menyatakan bahwa kemitraan ini merupakan bentuk konkret dari komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keseimbangan antara aspek ekologi, sosial, dan ekonomi. Ia menegaskan bahwa pendekatan pembangunan berkelanjutan telah menjadi pijakan utama dalam kebijakan daerah.
“Kabupaten kami memiliki hutan hujan yang sangat luas, bahkan menjadi yang terluas di Kalimantan Timur. Melalui kerja sama ini, kami ingin memastikan bahwa keberlanjutan menjadi fondasi setiap langkah pembangunan di Mahakam Ulu,” ujarnya.
YKAN sendiri bukanlah mitra baru bagi Kabupaten Mahakam Ulu. Dalam kurun waktu 2020 hingga 2024, wilayah ini telah menjadi bagian dari Program SEGAR yang diinisiasi oleh YKAN dengan dukungan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Program tersebut bertujuan mendampingi masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan serta pengembangan tata guna lahan yang ramah lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, YKAN turut mendorong penyusunan kebijakan daerah yang berpihak pada pelestarian keanekaragaman hayati. Pendampingan mencakup pengelolaan sumber daya alam, pemetaan tata ruang, penguatan kelembagaan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Mahakam Ulu dikenal memiliki tutupan hutan yang masih sangat luas, mencapai sekitar 86 persen dari total wilayahnya. Dari jumlah tersebut, sekitar 21,82 persen atau 411 ribu hektare merupakan hutan primer, sedangkan 1,27 juta hektare atau sekitar 67,34 persen berupa hutan sekunder. Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai tercatat sebagai wilayah dengan cakupan hutan terbesar.
Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, mengapresiasi komitmen Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu dalam mempertahankan kelestarian alam. Ia mengungkapkan bahwa hutan Kalimantan, termasuk Mahakam Ulu, berperan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim, terutama karena kandungan karbonnya yang tinggi dan keanekaragaman hayatinya yang kaya.
“Selama tiga dekade terakhir, sekitar 30 persen hutan di Kalimantan telah mengalami alih fungsi. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan Mahakam Ulu menjadi contoh penting bagaimana daerah bisa mengambil peran aktif dalam pelestarian hutan,” ujarnya.
YKAN mengusung pendekatan SIGAP (Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan), yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam perlindungan lingkungan sekaligus penggerak kesejahteraan lokal. Di Mahakam Ulu, YKAN telah bekerja sama dengan lima kampung, yaitu Long Melaham, Batu Majang, Long Bagun Ilir, Long Bagun Ulu, dan Batoq Keloq.
Kabupaten Mahakam Ulu sendiri berdiri secara administratif pada tahun 2013 dan merupakan wilayah hulu dari Sungai Mahakam, sungai terpanjang di Kalimantan. Wilayah ini mencakup berbagai jenis hutan, yakni Hutan Lindung dan Konservasi seluas 668.821 hektare, Hutan Produksi Terbatas 556.185 hektare, serta Hutan Produksi 107.316 hektare.
Kemitraan antara Pemkab Mahakam Ulu dan YKAN menjadi langkah signifikan dalam memperkuat komitmen terhadap pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal.[]
Putri Aulia Maharani