IAEA: Iran Mampu Mengaktifkan Kembali Fasilitas Nuklir

IAEA: Iran Mampu Mengaktifkan Kembali Fasilitas Nuklir

WINA – Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyatakan bahwa Iran masih memiliki kemampuan teknis dan kapasitas industri yang memadai untuk memulihkan infrastruktur nuklirnya, meskipun sempat dihantam serangan militer Amerika Serikat. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir Austria, Christian Stocker, pada Rabu (25/6).

 

Menurut Grossi, sejumlah fasilitas nuklir Iran berhasil selamat dari serangan tersebut. Ia menegaskan bahwa upaya rekonstruksi bukanlah hal mustahil, mengingat Iran telah mengembangkan pengetahuan dan sarana industri yang cukup kuat selama bertahun-tahun. “Ini adalah pekerjaan yang dapat dilakukan Iran. Meskipun memerlukan waktu, kapasitas itu tetap ada dan tak dapat disangkal,” ujar Grossi.

Grossi menambahkan, keterlibatan dan kerja sama internasional dengan Iran harus tetap berlanjut demi menjaga stabilitas jangka panjang. Ia menyoroti pentingnya solusi berkelanjutan dalam menangani persoalan program nuklir Iran, seraya mengingatkan bahwa pendekatan isolasionis hanya akan memperumit situasi.

 

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat meningkat tajam setelah Washington melancarkan serangan udara terhadap tiga lokasi nuklir strategis di Iran Natanz, Fordow, dan Isfahan pada 22 Juni. Presiden Donald Trump saat itu menyatakan bahwa Teheran harus menerima gencatan senjata atau bersiap menghadapi konsekuensi yang lebih serius.

Sebagai respons, Iran meluncurkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar pada 23 Juni. Meski demikian, perkembangan terbaru menunjukkan tanda-tanda deeskalasi. Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata yang mulai berlaku pada 24 Juni.

Iran sendiri membantah tuduhan bahwa program nuklirnya memiliki tujuan militer. Pernyataan ini diperkuat oleh IAEA, yang belum menemukan bukti adanya aktivitas senjata nuklir aktif dari pihak Teheran. Penilaian intelijen AS, seperti dilaporkan CNN, juga menyimpulkan hal serupa.

Aktivis hak asasi manusia sekaligus mantan diplomat Inggris, Craig Murray, turut menyampaikan pandangannya. Ia menyebut Iran telah menunjukkan sikap “sangat bertanggung jawab dan sabar” meski menghadapi tekanan dan aksi militer dari Israel dalam beberapa tahun terakhir.[]

 

Putri Aulia Maharani

 

 

Internasional