Jalan Rusak Berulang, DPRD Kaltim Desak Solusi Berbasis Geografis

Jalan Rusak Berulang, DPRD Kaltim Desak Solusi Berbasis Geografis

ADVERTORIAL – Penanganan infrastruktur jalan di wilayah hulu Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memerlukan penyesuaian kebijakan pembangunan yang berpihak pada kondisi geografis setempat. Anggota Komisi I DPRD Kalimantan Timur, Guntur, mengungkapkan pentingnya pengambilan keputusan teknis berbasis karakteristik lingkungan untuk menghindari kerusakan jalan yang terus berulang.

Guntur menilai, selama ini persoalan kerusakan jalan di Kukar tidak hanya karena intensitas lalu lintas atau usia jalan semata, melainkan juga akibat metode pembangunan yang kurang tepat sasaran. Ia mengajak pemerintah provinsi lebih memperhatikan kebutuhan infrastruktur di daerah yang memiliki topografi menantang. “Kukar ini memang penduduknya tidak padat, tapi wilayahnya luar biasa luas. Ke Tabang saja bisa 7 sampai 9 jam perjalanan. Kami harap Gubernur dan Wakil Gubernur bisa lebih memfokuskan bantuan untuk Kukar demi kemajuan bersama,” katanya, Rabu (25/06/2025) di Samarinda.

Lebih jauh, Guntur juga menjawab sorotan Gubernur Kaltim soal jalan rusak di Kukar. Ia menyebut banyak jalan yang dibangun di atas tanah rawa, sehingga mudah rusak bila hanya diaspal tanpa perkuatan struktur dasar. “Contohnya jalan Sebelimbingan yang dilalui Gubernur usai menghadiri acara KTNA di Kabupaten Kutai Barat. Itu memang jalan lama yang dulunya rawa dan ditimbun, sempat diaspal karena permintaan masyarakat saat pelantikan kepala Dinas Pekerjaan Umum di sana,” jelasnya.

Sebagai langkah strategis, Guntur menyarankan agar metode semenisasi dijadikan prioritas utama dalam pembangunan jalan di daerah rawan banjir seperti Tabang. “Saya melihat progres semenisasi di Tabang sudah mulai kelihatan, ini langkah yang benar jangan lagi pakai aspal di kawasan-kawasan yang rawan genangan dan kita harus pikirkan jangka panjang,” ucap politikus PDI Perjuangan tersebut.

Menurutnya, peninggian badan jalan yang telah dilakukan sejauh ini tidak cukup untuk menjamin ketahanan konstruksi jika material yang digunakan tetap tidak sesuai. “Aspal itu tidak akan kuat karena memang daerahnya rawan banjir dan kami sudah naikan badan jalan 4 meter, tapi tetap saja rusak karena terendam air, seharusnya dilakukan semenisasi,” tegas Guntur.

Ruas jalan penghubung antara Tabang dan Kutai Barat, lanjutnya, memiliki fungsi penting dalam mendukung transportasi warga serta distribusi hasil bumi. Karena itu, diperlukan sinergi antara Pemkab Kukar dan Pemprov Kaltim agar perbaikan jalan tidak hanya bersifat sementara, melainkan menjadi solusi jangka panjang yang menopang pertumbuhan ekonomi lokal.

Dengan perencanaan berbasis kondisi lapangan, Guntur berharap pembangunan jalan di Kukar tidak lagi menjadi beban tahunan akibat kerusakan berulang. Melainkan menjadi bagian dari pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang mampu menjawab tantangan daerah.

Penulis: Muhamamddong| Penyunting: Nuralim

Advertorial DPRD Prov. Kalimantan Timur