JAKARTA – Di tengah dinamika geopolitik yang berkembang di Timur Tengah, Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan peran aktifnya dalam melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah terdampak. Sebanyak 97 WNI telah berhasil dievakuasi dari Iran dan sementara ini ditempatkan di Baku, Azerbaijan, sebagai titik transit sebelum kembali ke tanah air secara bertahap.
Proses evakuasi ini merupakan langkah antisipatif menyusul meningkatnya ketegangan di kawasan yang berpotensi membahayakan keselamatan warga sipil, termasuk WNI yang sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bergerak cepat dengan melakukan koordinasi lintas negara demi memastikan proses evakuasi berlangsung aman dan lancar.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa dari total 97 orang yang telah dievakuasi, masih terdapat 24 WNI yang kini berada di Baku dan menunggu giliran untuk dipulangkan ke Indonesia.
“Sementara itu, 24 orang evacuee sisanya dari total jumlah 97 orang yang masih berada di Baku, Azerbaijan. Mereka akan dipulangkan secara bertahap pada tanggal 27, 28, dan 29 Juni 2025,” ujar Judha dalam pernyataan resminya, Jumat (27/06/2025).
Evakuasi tahap pertama telah dilakukan sebelumnya, dengan total 73 orang yang berhasil dipulangkan ke tanah air, terdiri atas 72 WNI dan satu warga Iran yang merupakan pasangan sah dari WNI. Sisanya, enam WNI dijadwalkan tiba pada Sabtu (28/06/2025) dengan rute Baku–Doha–Bangkok–Jakarta. Selanjutnya, lima orang tiba pada 29 Juni 2025, dan 13 lainnya menyusul pada 30 Juni menggunakan jalur Baku–Doha–Jakarta.
Kemlu juga menjelaskan bahwa selama proses pemulangan, pihaknya terus berkoordinasi erat dengan perwakilan RI di negara-negara transit, seperti Qatar dan Thailand, guna menjamin keamanan serta kenyamanan para WNI yang dipulangkan. Proses ini tidak hanya melibatkan logistik transportasi, namun juga pemantauan kesehatan, administratif, serta kebutuhan pendampingan psikososial bagi para korban yang mungkin mengalami tekanan akibat situasi darurat di Iran.
Menurut data yang dihimpun Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran, tercatat sekitar 386 WNI berdomisili di Iran. Mayoritas dari mereka merupakan pelajar dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di berbagai institusi pendidikan tinggi di negara tersebut. Oleh sebab itu, pemantauan dan pengawasan terhadap perkembangan situasi di Iran terus dilakukan untuk menentukan langkah-langkah lanjutan terkait perlindungan WNI lainnya yang masih berada di sana.
Kebijakan cepat dan responsif yang diambil Kemlu RI dalam hal ini kembali menegaskan peran penting diplomasi perlindungan dalam konteks hubungan luar negeri. Evakuasi ini bukan hanya menjadi bukti kesigapan pemerintah, namun juga menjadi bentuk kehadiran negara bagi warganya di luar negeri. []
Diyan Febriana Citra.