MANILA – Aktivitas tektonik kembali mengguncang kawasan Asia Tenggara. Kali ini, gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,1 terjadi di wilayah selatan Filipina, tepatnya di lepas pantai provinsi Davao Occidental, pada Sabtu (28/06/2025).
Informasi resmi dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebutkan, pusat gempa berada pada kedalaman 101 kilometer di bawah permukaan laut, sekitar 70 kilometer dari daerah terdekat di wilayah Sarangani. Meski tergolong gempa menengah hingga dalam, guncangannya terasa di sejumlah wilayah sekitar episenter.
Petugas penyelamat dari pulau Sarangani, Marlawin Fuentes, mengaku merasakan getaran tersebut di tempat kerjanya. “Guncangannya tidak terlalu kuat, tetapi meja dan komputer di kantor ini berguncang selama sekitar lima detik,” ujarnya kepada kantor berita AFP.
Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai adanya korban jiwa maupun kerusakan bangunan akibat gempa tersebut. Selain itu, tidak dikeluarkan peringatan tsunami dari otoritas setempat maupun lembaga pemantauan internasional. Hal ini menjadi kabar baik, mengingat sebagian wilayah di selatan Filipina berada di pesisir dan cukup rentan terhadap gelombang laut ekstrem.
Filipina dikenal sebagai salah satu negara yang berada di jalur seismik aktif yang disebut “Cincin Api Pasifik” atau Pacific Ring of Fire. Jalur ini merupakan kawasan pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar, seperti Lempeng Pasifik, Eurasia, dan Filipina, yang menyebabkan tingginya aktivitas vulkanik dan gempa bumi.
Akibatnya, gempa menjadi kejadian nyaris sehari-hari di negara kepulauan ini. Sebagian besar gempa memang berintensitas rendah dan tidak dirasakan oleh masyarakat. Namun, tak jarang pula gempa kuat terjadi secara mendadak dan menimbulkan kerusakan parah, bahkan korban jiwa.
Hingga kini, belum ada teknologi yang mampu memprediksi dengan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi. Oleh sebab itu, kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam meminimalkan dampak gempa di wilayah rawan seperti Filipina, Indonesia, dan negara lain di lingkar Pasifik.
Meskipun gempa kali ini tidak memicu tsunami dan belum menyebabkan kerusakan, pemerintah daerah bersama lembaga penanggulangan bencana Filipina tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.
Kesiapan menghadapi bencana alam, baik dalam bentuk simulasi evakuasi, edukasi masyarakat, maupun penguatan struktur bangunan, menjadi agenda penting bagi pemerintah di kawasan ini.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa meskipun teknologi pemantauan seismik telah berkembang, potensi bahaya tetap nyata di wilayah-wilayah rawan seperti Filipina. Dengan mitigasi yang tepat dan kesadaran masyarakat yang terus ditingkatkan, risiko dampak gempa di masa depan dapat diminimalkan. []
Diyan Febriana Citra.