PENNSYLVANIA – Pusat pembangkit listrik tenaga nuklir Three Mile Island yang berlokasi di Londonderry Township, Pennsylvania, direncanakan akan kembali beroperasi pada tahun 2027 setelah sempat dihentikan pengoperasiannya sejak 2019. Keputusan ini diumumkan oleh perusahaan pengelola, Constellation Energy, yang menyatakan bahwa reaktivasi fasilitas tersebut didorong oleh peningkatan kebutuhan energi dan kerja sama strategis dengan Microsoft.
Three Mile Island, yang sebelumnya dikenal luas akibat insiden “partial meltdown” pada 1979 insiden kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah Amerika Serikat mengalami penutupan akibat tekanan ekonomi dan kurangnya permintaan energi kala itu. Namun, pada 2024, Constellation Energy menandatangani perjanjian pembelian energi selama 20 tahun dengan Microsoft untuk memasok kebutuhan listrik pusat data yang digunakan untuk teknologi kecerdasan buatan (AI), yang sangat membutuhkan pasokan energi stabil dan besar.
“Penutupan fasilitas ini dahulu merupakan sebuah kesalahan,” ujar Joe Dominguez, CEO Constellation Energy, dalam pernyataannya saat mengunjungi lokasi reaktor. “Kini kami tidak ingin terjebak dalam masa lalu. Kami siap membuka lembaran baru.”
Constellation Energy saat ini tengah mempersiapkan langkah-langkah teknis untuk mengaktifkan kembali reaktor tersebut. Perusahaan telah memesan transformator utama dan bahan bakar nuklir baru, serta menyelesaikan sejumlah inspeksi infrastruktur penting yang dibutuhkan untuk memperoleh izin operasional kembali. Sistem pendingin dan distribusi air yang vital bagi operasional pembangkit juga telah dipulihkan.
Pada saat pengumuman rencana pembukaan kembali reaktor pada tahun lalu, target awalnya adalah tahun 2028. Namun, lonjakan kebutuhan energi yang signifikan di sektor teknologi mendorong percepatan jadwal pengoperasian menjadi 2027.
Saat ini, bentuk fisik reaktor tetap relatif sama seperti saat ditutup, namun fasilitas tersebut akan mengalami pembaruan sistem dan perekrutan tenaga kerja baru sebagai bagian dari tahap reaktivasi.
Keputusan ini menandai pergeseran penting dalam kebijakan energi di Amerika Serikat, di mana sektor swasta, khususnya perusahaan teknologi, mulai memainkan peran besar dalam mendorong pemanfaatan kembali energi nuklir sebagai sumber listrik rendah karbon untuk mendukung perkembangan teknologi masa depan.[]
Putri Aulia Maharani