SAMARINDA – Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Korwil Mafindo) Hairunnisa Husain menyebut para pemilih pemula harus cerdas dalam mengelola informasi yang beredar. Terlebih menjelang pesta demokrasi yang digelar tahun 2024 mendatang.
Menurutnya, upaya mengelola informasi secara baik itu dengan tujuan mencegah terjadinya hoaks. Karenanya kata dia, diperlukan edukasi bagi para pemilih pemula khususnya pelajar.
“Makanya kami datang ke sini untuk berikan edukasi terkait pengelola informasi untuk mencegah hoaks,” ungkap Nisa sapaannya seusai memberikan edukasi pada masa taa’ruf siswa madrasah (Matsama) MA Darul Ihsan Samarinda, Sabtu (15/7/2023) sore tadi.
Ia menerangkan upaya edukasi sejatinya tak hanya ditujukan kepada para anak muda, melainkan juga pada kalangan lansia. Penggunaan media sosial tentu harus dibarengi dengan literasi, sehingga dengan adanya edukasi literasi digital untuk memutus mata rantai penyebaran berita bohong.
“Sebenarnya dan apabila kita sudah mengedukasi mereka bisa menjadi agent of change untuk stop hoaks di lingkungan sekitar mereka sendiri supaya enggak kemasukan informasi yang tidak benar,” ucapnya.
Pencegahan penyebaran informasi bohong di pemilu 2024, diakuinya memang menjadi fokusan utama Mafindo. Selain itu juga guna menyadarkan para kaum muda untuk menggunakan hak pilihnya.
Sementara, Sekretaris Asosiasi Media Sosial dan Siber Indonesia (Amsindo) Samarinda Alvin Julian mengaku jika menjelang pemilu terdapat banyak isu-isu hoaks yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu. Hal itu menjadi landasan pihaknya untuk melakukan kolaborasi dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan menjelang pemilu ini.
“Maksudnya Mafindo kan sebenanrnya untuk memberikan edukasi dasar lah kepada generasi yang masih muda ini untuk bisa menjadi lebih cerdas bersosial media, makanya kita menyambut baik kolaborasi ini,”
Alvin berpesan kepada pemilih pemula atau generasi Zilenial apabila mendapatkan informasi sebaiknya disaring dulu dan dicari sumber informasinya sehingga tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.
“Generasi muda dan generasi milenial seperti sekarang justru apa yang lagi ramai itu yang diuber, itu yang digoreng. Makanya kecepatan dalam menerima informasi itu penting dan memastikan informasi itu benar atau tidak itu juga jangan dilupakan itu yang utama,” pungkasnya.*)