KUTAI KARTANEGARA – Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memiliki sejumlah potensi alam yang sangat besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah. Potensi itu ada di sektor kelautan, perikanan, dan pariwisata. Potensi itu juga didukung dengan kondisi demografi masyarakatnya yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, pembudidaya ikan, udang, kepiting, dan petani rumput laut.
Di sektor pariwisata, warga setempat juga banyak yang memanfaatkan keberadaan pantai untuk wisata sehingga perkembangan wisata di sana berkembang pesat. Masyarakat setempat, tidak hanya berupaya memelihara keasrian alam kawasan wisata, juga bersama menjaga kebersihan daerahnya. Tak ayal, panorama wisata pantai di Muara Badak selalu menarik mata wisatawan, pengunjung berbondong datang ke Muara Badak.
Menurut Camat Muara Badak Arpan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar terus mengembangkan potensi yang ada. Melalui berbagai perangkat daerah, seperti Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Pariwisata (Dispar) telah menjalankan programnya ke Muara Badak.
Seperti yang digelar Sabtu (30/09/2023) lalu, Disperindag Kukar meluncurkan program Mantra Tricilnengah Larut untuk mengembangkan hilirasi produk olahan rumput laut. DKP juga banyak meluncurkan program bantuan bagi petani setempat, seperti bantuan alat perikanan, mesin, kapal, bibit, dan lainnya. Tujuannya adalah untuk mempermudah pekerjaan nelayan dan pembudidaya serta meningkatkan perekonomian keluarga mereka.
“Inisiatif ini menjadi bentuk perhatian dan komitmen pemerintah daerah terhadap sektor kelautan dan perikanan, khususnya di Kecamatan Muara Badak,” ujar Arpan saat diwawancarai para awak media di sela-sela kegiatan peluncuran program Mantar Tricilnengah Larut.
Selain itu, lanjut Arpan, ada rencana untuk mengoperasikan pabrik rumput laut di Desa Muara Badak Ulu. Hal ini menjadi harapan bagi para petani rumput laut, karena di Muara Badak terdapat sekitar 4000 hektar lahan yang berpotensi untuk budidaya rumput laut, namun saat ini hanya sekitar 1000 hektar yang dikelola.
“Dengan beroperasinya pabrik tersebut, diharapkan harga jual rumput laut dapat meningkat, memberikan dampak positif pada sektor ekonomi para petani,” imbuh Camat.
Di sektor pariwisata, Arpan mengungkapkan, Desa Tanjung Limau merupakan satu desa di Muara Badak yang kawasan pantainya banyak dikembangkan untuk objek destinasi wisata. Di kecamatan yang memiliki 13 desa ini juga terdapat satu desa budaya yang kelestarian adatnya terus terjaga sehingga tidak hanya menjadi destinasi wisata lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional, yakni Desa Sungai Bawang.
Ada juga desa di Muara Badak yang mengembangkan potensi wistanya melalui agrowisata, yakni desa Salo Palai. Di sana terdapat wisata kebun durian dan juga taman buah-buahan lain yang menarik untuk dikunjungi. “Kami berharap dari beberapa potensi yang ada ini nantinya bisa berkembang dan maju, sehingga perekonomian masyarakat semakin meningkat,” tutupnya.
Penulis: Eko Sulistyo |Penyunting: Nursiah