ADVERTORIAL – Pengrajin batik tak banyak di Bumi Etam, untuk melestarikan motif batik lokal, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berencana memberikan pelatihan pelatihan bagi pengrajin batik. Desain motif batik tidak sembarang, tapi harus sesuai dengan aturan atau pakem.
Pakem atau aturan tentang motif itu terkesan begitu mengikat dan seperti menjadi aturan tidak tertulis yang harus dipatuhi para perajin batik dan konsumen. Sehingga, satu hasil produksi akan dianggap sebagai batik apabila menggunakan motif yang sesuai dengan pakem atau aturan. Untuk mencegah kesalahan dalam mendesain motif batik.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Kaltim Dahlia, organisasi perangkat daerah di tempat ia mendedikasikan diri memiliki program pelatihan khusus bagi semua pengrajin batik di Bumi Etam. “Nanti kami (Dispar Kaltim) akan buatkan pelatihan khusus, terkait dengan pakem motif batik itu, terutama batik Kaltim,” ungkap Dahlia saat ditemui di Kantor Dispar Kaltim, Jalan Jenderal Sudirman, Samarinda, Senin (6/11/2023) lalu.
Dahlia menjelaskan, setiap motif batik memiliki artinya sendiri. Ada yang melambangkan kasih sayang, kebahagiaan bahkan ada yang melambangkan kesedihan ataupun kedukaan. Sehingga, dalam pembuatan motif batik harus betul-betul memahami arti setiap motif yang dibuat. Kemudian para pengrajin juga harus bisa menjelaskan kepada pembeli atau konsumen, supaya jangan sampai konsumen salah beli ataupun salah pakai.
“Jadi tidak sembarang membuat motif batik. Seperti batik motif Jawa, ada yang enggak bisa pakai untuk hajatan pernikahan, ada juga yang enggak bisa pakai untuk acara kematian. Jadi setiap motif itu ada maknanya, ada artinya semua,” jelas Dahlia. (ADV/AJS/DISKOMINFO)