ADVERTORIAL – Upaya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana transportasi daerah diwujudkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) dengan membangun jalan, jembatan hingga terminal. Di Kota Bontang, Pemprov Kaltim melalui Dinas Perhubungan (Dishub) membangun Terminal Tipe B.
Sebagaimana diinformasikan dalam Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE) Kaltim, pada tahun 2023 ini, pagu anggaran yang tersedia untuk proyek itu adalah Rp16.124.703.500,00 namun dalam proses pemilihan penyedianya yang dilakukan secara lelang elektronik, memenangkan penawaran PT Hiqmah Aldina Prima (HAP) dengan nilai Rp13.030.154.010,13.
Pekerjaannya dimulai sejak akhir Maret 2023, dan 19 Juli 2023 lalu, dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap proyek tersebut. Tujuannya agar pelaksanaan pekerjaannya berjalan tepat waktu, tepat mutu, serta tanpa terkendala berarti, sehingga dapat segera digunakan untuk menunjang kegiatan transportasi masyarakat setempat.
Kamis (9/11/2023) ini, perkembangan proyek tersebut sudah menyentuh angka 70 persen. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dishub Kaltim Yudha Pranoto, melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Abdul Rahman. “Untuk saat ini progresnya masih bagus, positif, dengan jumlah pekerja sekitar 50 orang,” ungkapnya kepada awak media.
Dalam beberapa hari ke depan, pemasangan atap pembangunan Terminal Bontang bakal dilakukan. “Kontrak kami akan habis per 28 Desember nanti. Kami pastikan pengerjaan akan selesai di waktu tersebut,” kata konsultan pengawas CV Arori Teknika Muhammad Rusdy.
Saat ini pekerja masih mengerjakan pembuatan dinding dan kolom bangunan. Kendala saat ini ialah terkait antrean material pengecoran. Mereka harus menunggu untuk mendapatkan pasokan dari salah satu penyedia. Diketahui terminal kedatangan akan berada di sisi kanan bangunan terminal. Kemudian bagian belakang ialah area parkir bus. “Total bisa menampung 10 bus untuk parkir. Terminal keberangkatan di sisi kiri,” ucapnya.
Luas bangunan dan tempat parkir yakni 1125 meter persegi. Saat ini pihak kontraktor mempekerjakan 60 orang. Mereka pun bekerja pagi hingga malam. Dengan memakai skema lembur, tujuannya ialah mempercepat pembangunan terminal.
Nantinya gedung lantai dasar akan berisi ruang tunggu ukurannya 108 meter persegi, musala, gudang, ruang panel, ruang kesehatan, toko, dan loket tiket. “Kalau lantai atas itu ruang kepala terminal, staf, dan CCTV (closed-circuit television yang terhubung dengan kamera, red),” tutur dia.
Pengerjaan sisa yakni pengecoran lantai dan samping pagar sebelah kanan. Karena ini merupakan akses warga. Sementara di sisi kiri pagar yang terbangun hanya 24 meter panjangnya. Volume ini tidak menyasar seluruh samping terminal. “Karena keterbatasan anggaran. Jadi tidak masuk untuk pagar dan penurapan. Kemungkinan ada pekerjaan tambahan untuk tahun depan,” terangnya.
Anggaran proyek ini semula memang Rp13 miliar dan diselesaikan dalam 180 hari kalender, namun terdapat addendum kontrak yang mengubah angkanya menjadi Rp14,3 miliar dan waktu kerjanya menjadi 246 hari kalender. “Kontrak awal memang Rp 13 miliar. Lalu dalam perjalanannya ada pekerjaan tambah kurangnya, jadi ada adendum dua. Penambahan waktu dan penambahan biaya 10 persen dari sisa kontrak,” terang Abdul Rahman.
Sebagai informasi, bangunan utama terdiri dari dua lantai. Lantai dasar digunakan untuk mobilisasi para penumpang dan ruang tunggu, sedangkan lantai kedua digunakan untuk pusat administrasi kantor.
Sementara ia mengungkapkan, yang menjadi kendala selama ini ialah ketersediaan material seperti ready mix, sebab harus mengantre. Meski begitu, pihaknya optimistis pengerjaan terminal tersebut rampung sesuai dengan target, yakni akhir tahun nanti. “Insya Allah selesai. Supaya terminal dapat segera dioperasikan, sehingga pelayanan kepada masyarakat kembali maksimal,” pungkasnya. (ADV/AJS/DISKOMINFO)