TANJUNG SELOR – Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) akan menggandeng Kalimantan Utara (Kaltara). Khususnya dalam memenuhi pasokan listrik di IKN. Saat ini Pembangkit Tenaga Listrik Air (PLTA) terbesar di Indonesia tengah dibangun di Kaltara.
Tepatnya PLTA Kayan di Kecamatan (Kec,) Peso Kabupaten (Kab.) Bulungan. PLTA Sungai Kayan berkapasitas 9.000 Mega Watt (MW) bakal menjadi salah satu pemasok utama listrik ke IKN.
Penjabat (PJ) Gubernur Kaltim, Akmal Malik menyampaikan bahwa kolaborasi dan kerjasama antara Provinsi(Prov.) Kaltim dan Kaltara telah terbangun.
Hal tersebut karena Kaltara merupakan daerah pemekaran dari Prov. Kaltim. “Kita tidak mau dibatasi oleh persoalan struktural yang masih ada. Karena dari sisi fungsional keduanya sejak lama memiliki fungsi yang bagus dalam pengembangan wilayah,” kata Akmal, Selasa (23/01/2024).
Menurutnya hal terpenting adalah komunikasi antara Pemerintah Provensi (Pemprov) Kaltara dan Pemprov Kaltim. Tujuannya agar berfokus pada potensi wilayah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam membangun daerah. Mengingat kebutuhan pangan daerah Kaltim saat ini berasal dari luar daerah.
Untuk diketahui, di Kaltara sedang dibangun dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yakni PLTA Sungai Kayan di Kab. Bulungan berkapasitas 9.000 Mega Watt (MW) dan PLTA Mentarang Induk di Kab. Malinau berkapasitas 1.375 MW.
Pembangunan PLTA Mentarang Induk ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo pada (01/03/2023). Adapun PLTA Sungai Kayan sudah dimulai pembangunan bendungan tahap satu dari lima bendungan yang direncanakan.
Saat di Malinau, Presiden Jokowi menyatakan PLTA Mentarang Induk juga bakal menyuplai pasokan listrik ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Suplai listrik itu akan terkoneksi dengan Kalimantan Selatan( Kalsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Timur (Kaltim), dan Kalimantan Utara (Kaltara).
Akmal Malik melanjutkan, kolaborasi Prov. Kaltim dan Prov. Kaltara sangat dibutuhkan ke depan dalam rangka mendukung pembangunan dan perkembangan IKN ke depan. Menurut dia, dua prov. ini telah membangun sinergi yang kuat sebagai daerah induk dan daerah pemekaran.
Dia mengatakan, Prov. Kaltim dan Prov. Kaltara tidak akan dibatasi oleh persoalan administratif. Sebaliknya, dari sisi fungsional, kedua prov. ini sudah sejak lama memiliki fungsi yang bagus. “Tinggal komunikasi apa lagi yang Kaltara bisa lakukan, mungkin menyuplai pangan ke IKN.
Saat ini, kebutuhan pangan Kaltim sudah disupply dari Sulawesi. Misalnya cabai dari Palu, sayur dari Bantaeng dan Pinrang,” jelasnya. Akmal berharap agar Kaltara dengan potensi yang dimilikinya dapat mensupplay kebutuhan sayur di Kaltim.
Tinggal bagaimana komunikasi baik Goverment to Goverment atau antar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Hal tersebut, juga diamini oleh Gubernur Kaltara, Zainal A Paliwang. Pihaknya menyambut hangat adanya kerja sama yang akan dibangun oleh Kaltim dan Kaltara untuk turut mewujudkan proyek IKN.
Zainal telah melakukan berkomunikasi bersama Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendukung terciptanya sawah-sawah yang akan difungsikan sebagai lahan pertanian.
“Kita akan upayakan untuk dapat mensupply kebutuhan di IKN nanti. Pemprov Kaltara sudah berkoordinasi dengan Kementan Republik Indonesia (RI) terkait Ekstensifikasi dan Instensifikasi lahan untuk meningkatkan hasil pertanian,” ungkap pria nomor satu di Bumi Benuanta ini. Harapanya, kerjasama yang akan dibangun ini dapat segera terealisasi.
Redaksi 03