NUNUKAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik akan mengalami kekeringan hingga Maret 2024. Hal itu disampaikan oleh Kepala BMKG Nunukan William Sinaga. Menurutnya dari data BMKG 30 tahun lalu, setiap awal tahun mulai Januari hingga Maret, Nunukan mengalami kekeringan.
“Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik ada musim kering Januari sampai Maret. Tapi real nya setiap tahun bisa maju atau mundur. Februari ini bisa di dasarian tiga, dasarian dua atau dasarian satu,” kata William Sinaga, Senin (26/02/2024).
“Satu dasarian itu 10 hari. Dalam sebulan kami bagi tiga dasarian,” katanya. Namun, berbeda kondisinya di wilayah IV Kabupaten (Kab.) Nunukan yang mengalami hujan sepanjang tahun. William menjelaskan, daerah dikatakan mengalami musim hujan apabila setiap dasarian (tiga dasarian), takaran hujan nya di atas atau sama dengan 50 mm per 10 hari.
“Jadi kalau selama 10 hari atau satu dasarian curah hujan saat di takar kurang dari 50 mm itu dikatakan kekeringan. Daerah akan dikatakan musim kemarau kalau selama tiga dasarian berturut-turut takaran hujan kurang dari 150 mm,” ucapnya. Dia menyebut selama Febuari 2024 hanya 14 hari Nunukan di guyur hujan. Bahkan pada Januari 2024, jumlah curah hujan hanya 129,3 mm (kurang dari 150 mm).
Pada Februari 2024 jumlah curah hujan hanya 101 mm. Sehingga masih kurang 49 mm agar bisa dikatakan musim hujan. “Februari ini 14 hari hujan tapi takaran tidak masuk kategori musim hujan. Karena untuk dikatakan musim hujan apabila selama tiga dasarian takaran hujan di atas 150 mm. Januari dan Februari masing-masing hanya sekali hujan lebat,” ujar William.
BMKG Nunukan prakiraan pada April 2024 baru ada kenaikan jumlah curah hujan. “Prakiraan kami Maret 2024 curah hujan masih kurang jadi masih kering. April 2024 baru ada kenaikan jumlah curah hujan,” tuturnya. Sementara itu, temperatur suhu Kab. Nunukan saat ini berada di angka 32 derajat celsius. “Cuaca di Nunukan memang panas. Tapi suhu 32 derajat celsius itu masih kategori normal untuk wilayah yang kepulauan. Kalau sudah 36 derajat celsius baru itu dikatakan panasnya tidak normal,” ungkapnya.
Redaksi 03