SENTANI – Pemerintah Kabupaten Jayapura menyatakan sudah tidak ada kematian babi di daerah setempat setelah beberapa waktu lalu dua kampung di distrik Sentani Timur terdapat kematian akibat penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika. Sebagaimana dilansir dari Antara Papua, kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura, Adorsina Wompere di Sentani, Rabu mengatakan saat ini sudah tidak ada lagi kematian babi di dua kampung dimaksud, yakni Nolokla dan Ayapo.
“Memang setelah kematian babi beberapa waktu di Kampung Nolokla dan Ayapo, kami langsung melakukan vaksin masal kepada populasi babi yang hidup untuk mencegah penyebaran virus ASF,” katanya. Menurut dia, untuk memastikan sudah tidak ada penyebaran virus ASF di Kampung Nolokla dan Ayapo maka pihaknya akan melakukan survei pada bulan ini dan Agustus 2024.
“Ketika dari survei dan hasil sampelnya tidak ada lagi virus ASF maka kami akan meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua untuk mengeluarkan surat edaran mengenai status baru tentang kondisi terkini meskipun belum enam bulan,” ujarnya. Dia menjelaskan status baru kondisi terkini Provinsi Papua yang bebas virus ASF supaya perekonomian masyarakat bisa kembali berjalan.
“Kami ketika turun ke lapangan, selalu saja ada keluhan dari peternak yang tidak bisa mengirimkan babinya ke luar Jayapura khususnya ke wilayah pegunungan, kalaupun bisa biaya pengecekan sampel babi per ekor saja Rp500 ribu,” katanya. Dia menambahkan status kedaruratan mengenai bahaya penyebaran virus ASF penting, tetapi perekonomian masyarakat juga penting untuk menjagakelangsungan hidup manusia. “Kami berharap Pemerintah Provinsi Papua bisa mengerti dan mencabut status kedaruratan virus ASF sehingga pengiriman babi intra Papua dapat kembali berjalan,” ujarnya. []
Putri Aulia Maharani