KULON PROGO – Penerbangan maskapai TransNusa rute Jogja-Cengkareng mengalami delay, hari ini. Sebagaimana dilansir dari Detikjogja, Pesawat yang seharusnya terbang pukul 10.10 WIB itu akhirnya baru bisa berangkat pada pukul 15.40 WIB. Adapun jadwal penerbangan itu berubah mendadak selama 4 kali yang membuat para penumpang kesal. Salah satu penumpang dalam penerbangan itu adalah pakar hukum UGM Zainal Arifin Mochtar. Dia bahkan menumpahkan kekesalannya itu melalui media sosial.
Zainal lewat akun Instagram pribadinya @zainalarifinmochtar memposting hal yang dialaminya tersebut. Dalam postingan pertama yang diunggah pada Senin (8/7) pagi, Zainal mengungkapkan kejengkelannya terhadap TransNusa yang disebutnya secara mendadak mengubah jadwal penerbangan Yogyakarta International Airport (YIA)-Bandara Soekarno Hatta dari semula 10.10 WIB menjadi 12.40 WIB. Padahal Zainal harus menghadiri acara di Jakarta pukul 13.00 WIB.
“Salah satu yang paling menjengkelkan tapi sering terjadi dan maskapai santai-santai saja adalah mengubah-ubah jadwal. Hari ini, saya mau ke Jakarta ada acara jam 1 siang dengan pesawat Trans Nusa @transnusa.idn. Hanya opsi ini yang tersedia karena penerbangan dari dan ke Jogja memang sedang penuh-penuhnya nya. Sudah pesan jam 10.10 beberapa hari lalu. Semalam, atau 14 jam menjelang berangkat tetiba mereka ubah ke jam 12.50,” tulis Zainal seperti yang dilihat detikJogja.
Oleh sebab itu, Zainal meminta penyelenggara acara yang mengundangnya ke Jakarta untuk memundurkan jadwal pukul 14.00 WIB. Namun ternyata, jadwal penerbangannya ikut-ikutan mundur juga yakni pada pukul 14.00 WIB.
“Sudah tak ada opsi apapun. Semua pesawat sudah penuh, kereta pun begitu. Akhirnya saya minta nego supaya acara mundur jam 14.00. Akhirnya oke acara jadi jam 14.00. Luar biasanya, pagi ini kembali diberitau pindah ke jam 14.00,” terangnya.
Adapun dalam postingan kedua, Zainal kembali menceritakan kekesalannya lantaran jadwal penerbangan kembali mundur ke pukul 15.00 WIB. Di sisi lain dia juga sudah memohon ke penyelenggara acara di Jakarta untuk memundurkan jadwal pada pukul 15.30 WIB.
“Masih melanjutkan postingan sebelumnya. Sudah bela-belain segera ke bandara, bermohon ke janji yg di jakarta untuk geser ke jam 3.30 sore supaya bisa kejar, dan eng ing eng, sampai di bandara ketunda lagi sampai boarding jam 15.00… Tanpa muka malu dan menyesal, petugasnya cuma menunjukkan roket chiken dan minuman gelas kemasan dengan muka hero seakan sudah mengganti semua kesulitan dan kerugian waktu kita. Ajaib memang @transnusa.idn layak dapat penghargaan,” terangnya.
“Ini tambahan saya, setelah diprotes mereka baru menyiapkan isian formulir mengganti dengan uang 300rb. Ini sesuai permenhub. Sy menolak menerima keduanya. Sy gak mau pergantian ala permenhub yg amat menyederhanakan masalah. Itu membuat management sekacrut apapun, siapin aja makanan atau ganti 300rb yg berarti kurang dari 30 persen harga tiket. Sekali lagi sy nolak terima itu. Yg sy tuntut perbaikan management penerbangan secara keseluruhan, terkhusus @transnusa.idn yg keterlambatannya sudah bukan lagi anomali tapi dah jadi hobby,” imbuhnya.
Sedangkan pada postingan ketiganya, Zainal lagi-lagi menceritakan kasus serupa. Kali ini jadwal penerbangan mundur ke pukul 15.40 WIB. Artinya sudah empat kali dalam sehari jadwal penerbangan yang hendak dipakainya mundur dari waktu semula.
“Sodara-sodara ditambah lagi 40 menit dari jam 15.00 ke 15.40… Dan entah sampai kapan.. empat kali. Quatrick pemirsa… piala eropa dan amerika latin aja msh seret hatrick apalagi quatrick. Bagi saya sederhana, andai sedari pagi dia bilang gak punya psawat, sy bisa naik mobil ke jkt. Insya Allah dah nyampe. Bukan menunda jam 10 ke 12, jam 12 ke jam 14, jam 14 ke 15 dan kini 15 ke menjelang jam 16… Penerbangan kacrut,” tulisnya.
Zainal Arifin sudah mempersilakan detikJateng mengutip unggahannya itu. “Sangat boleh,” kata Zainal saat dihubungi, Senin (8/7/2024) petang. Saat dimintai konfirmasi, Direktur Utama TransNusa, Bayu Susanto memberikan penjelasan. Ia mengatakan penundaan penerbangan yang dialami Zainal Arifin dan seluruh penumpang dari Jogja ke Jakarta merupakan efek domino dari penundaan sebelumnya akibat cuaca ekstrem pada Kamis (4/7) lalu.
“Jadi mulai hari Kamis itu kan cuaca buruk banget ya, hujan terus. Jadi tentu kalau hujan lebat atau cuaca ekstrem kan mesti kan ada yang ke delay kan. Terus sampai hujan lebat itu salah satu pesawat kita hari Jumat, ada yang balik ke Jogja karena nggak bisa landing di Cengkareng. Dan karena itu perlu nunggu waktu kan, baru balik ke Jakarta lagi. Dampaknya berurutan akhirnya, sampai hari ini delay-nya berkurang. Kalau Jumat, Sabtu, Minggu itu delay-nya luar biasa,” terang Bayu kepada wartawan, Senin (8/7/2024) malam.
Bayu mengatakan efek cuaca ekstrem yang berakibat penundaan jadwal itu ternyata masih terjadi pada hari ini. Di mana banyak jadwal penerbangan TransNusa bergeser dari waktu semula.
“Masih, nggak bisa langsung. Karena pesawat ini kan jadwalnya ketat sekali, kita sudah atur juga, begitu ini yang tengah delay, berarti yang di bawahnya delay,” jelasnya. Pihaknya memprediksi kondisi ini masih akan berlangsung setidaknya sampai Selasa (9/7/2024).
“Hari ini masih, besok ada tapi jam delay-nya udah berkurang. Kalau kemarin kan sampai di atas 3 jam. Ini dari rotasi pesawat per hari ini, kemungkinan besok akan terlambat antara 1-1,5 jam maksimum 2 jam, kalau nggak ada delay lagi ya, karena ini semuanya delay,” terangnya.
Bayu mengatakan keputusan menunda jadwal penerbangan ini murni demi keselamatan penumpang. Pihaknya tidak ingin memaksakan diri yang bisa berisiko mengganggu keselamatan penumpang dan awak pesawat. “Ini nggak ada kesengajaan. Murni demi keselamatan,” ucapnya.
Terkait nasib penumpang yang terdampak penundaan, Bayu menyatakan sudah memberikan kompensasi sesuai dengan aturan yang berlaku. Persoalan ini juga sudah dilaporkan ke Kementerian Perhubungan dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)
“Kami menyampaikan itu. Kami juga sudah mengganti kompensasi sesuai peraturan. Ada yang reschedule, ada yang kita hotelkan, ada kompensasi,” jelasnya. []
Putri Aula Maharani