Kenaikan Tarif Penginapan dan Kos-kosan di Sepaku Jelang HUT RI di IKN, Kementerian Tak Kebagian Kamar

Kenaikan Tarif Penginapan dan Kos-kosan di Sepaku Jelang HUT RI di IKN, Kementerian Tak Kebagian Kamar

PENAJAM PASER UTARA – Mencari penginapan di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, belakangan ini lumayan sulit. Sebagaimana dilansir dari TribunKaltim, dari sedikitnya 54 hotel dan penginapan yang ada di kawasan luar Ibu Kota Nusantara (IKN) ini, seluruh kamarnya rata-rata sudah habis disewa atau dibooking.

Bukan tanpa sebab, namun rencana pemerintah menggelar upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-79 RI di IKN menjadi salah satu pemicunya. Awak Media yang bertugas di Sepaku untuk melaporkan kondisi jelang upacara di IKN, juga mengalami sulitnya mencari tempat menginap.

Dari tanggal 23 hingga 30 Juli di Sepaku, empat kali Tribun Kaltim harus pindah penginapan. Itupun harus mendatangi lima sampai enam penginapan baru mendapatkan ada satu kamar yang kosong. Rata-rata kosongnya pun hanya sehari, karena kesesokannya sudah ada tamu yang menyewa. Tingginya kebutuhan menginap di Kecamatan Sepaku, membuat harga sewa kamar kos dan penginapan di wilayah Kecamatan Sepaku mengalami lonjakan. Kenaikan harga ini mulai terasa sejak awal Juli 2024.

Dari pantauan Tribun Kaltim, harga sewa penginapan atau guest house yang biasanya berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu per malam, kini naik menjadi Rp 400 ribu hingga Rp 550 ribu per malam. Sementara itu, tarif sewa kos-kosan yang sebelumnya sekitar Rp 3,5 juta per bulan, sekarang melonjak menjadi Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per bulan. Wirawan (45), pemilik kos-kosan di wilayah Kecamatan Sepaku, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini sudah mulai terlihat sejak akhir Juni.

“Juni akhir itu sebenarnya sudah mulai naik, tapi di bulan Juli ini kenaikan sudah merata di seluruh pelaku usaha kos-kosan,” ujarnya, Jumat (26/7). Ia menjelaskan kenaikan harga ini disebabkan oleh tingginya permintaan kamar kos dari masyarakat yang datang dari luar daerah dan bekerja di proyek konstruksi IKN. “Karena kan banyak yang nyari memang kos-kosan, apalagi sekarang banyak pekerja proyek IKN itu gak mau tinggal di HPK (Hunian Pekerja Konstruksi) sana, tak tahu juga kenapa mereka lebih milih tinggal di luar,” tambahnya.

Meski demikian, kamar kos-kosan yang ditawarkan di wilayah Kecamatan Sepaku umumnya kosong dan tidak dilengkapi fasilitas tempat tidur maupun perabotan lainnya. “Kosongan memang gak ada apa-apa di dalamnya itu, jadi kalau yang mau ngekos ya bawa sendiri tempat tidurnya. Listrik juga beli sendiri. Kalau air disediakan,” jelas Wirawan.

Ahmad (45) salah satu pemilik kos-kosan di Kecamatan Sepaku 4, mengungkapkan bahwa kamar kos- kosan yang disewakan dalam kondisi kosong tanpa fasilitas tempat tidur. “Itu kosongan gak termasuk fasilitas tempat tidur, yang ada hanya kamar kosong. Kalau kamar mandi di dalam pakai air sumur,” ujarnya kepada Tribunkaltim.co pada Kamis (25/7/2024).

Ahmad menambahkan, mayoritas warga di Kecamatan Sepaku mengandalkan air sumur karena jaringan air bersih PDAM belum merata di seluruh wilayah. “Di sini hampir semua warga pakai air sumur, karena jaringan pipa PDAM belum sepenuhnya merata. Saya juga kurang tahu penyebabnya apa, tapi yang jelas itu ada pekerja proyek penggalian jaringan pipa air sepertinya, dan mungkin untuk warga di sini,” ungkapnya sambil menunjuk ke arah pekerja proyek pengalian di pinggir jalan poros Kecamatan Sepaku.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian warga terpaksa membeli air tandon seharga Rp 100 ribu per tandon berkapasitas 1000 liter. “Kalau sumurnya tidak cukup, kita beli air tandon Rp 100.000 per tandon itu ukuran 1000 liter,” tambah Ahmad. Senada pengakuan Listiawati (46), pemilik usaha penginapan di Kecamatan Sepaku.

“Mulai awal Juli itu sudah naik, rata-rata sekarang Rp 550 sampai Rp 600 permalam. Itu pun masih banyak yang gak kebagian,” ungkapnya. Dia menambahkan bahwa harga sewa kamar penginapannya tersebut sudah termasuk fasilitas tempat tidur yang dilengkapi AC dan kamar mandi dalam. Air bersih untuk kebutuhan kamar diperoleh dari sumur bor.

Didin (53), pemilik indekos lainnya di wilayah Kecamatan Sepaku, juga menyampaikan bahwa permintaan kamar kos-kosan saat ini sangat tinggi meskipun harganya melambung. “Harganya memang rata-rata segitu sekarang (Rp 5 juta per bulan), itu pun banyak banget yang nyari bahkan gak kebagian juga banyak,” ungkap Didin.

Menurut Didin, harga sewa yang tinggi disebabkan oleh kesepakatan di antara para pelaku usaha guest house. “Itu sama rata karena rata-rata memang seperti itu sewa kos di sini,” katanya. Selain kos-kosan, harga sewa rumah kontrakan di Sepaku juga ikut meroket. Mustamin (56), seorang pemilik rumah kontrakan, menyebutkan bahwa harga sewa rumah kontrakan satu tahun mencapai Rp 125 juta.

Rumah kontrakan tersebut merupakan rumah panggung berbahan kayu Ulin dengan model bangunan sederhana yang tampak akrab dengan balutan debu proyek seperti rumah-rumah lainnya di kawasan pinggir jalan poros Kecamatan Sepaku. “Rumah kayu biasa seperti rumah-rumah warga pada umumnya di sini, masih rumah panggung. Kalau yang sudah direnovasi jadi rumah tembok gitu harganya lebih dari itu (Rp 125 juta per tahun),” ungkapnya.

Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) PPU Sandri Ernamurti mengaminkan tingginya perintaan penginapan di Sepaku, bahkan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Okupansi hotel dan penginapan di PPU turut terdampak, imbas pelaksanaan HUT RI ke 79 di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Hotel-hotel dan penginapan ramai pemesan, sejak jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan upacara di ibu kota baru. Rata-rata, pemesan tersebut berasal dari luar daerah, terutama Jakarta. Sandri Ernamurti mengatakan, bahkan ada beberapa hotel yang kamarnya telah habis oleh pesanan tamu yang akan menghadiri upacara nantinya.

“Calon tamu itu rata-rata untuk menghadiri upacara Kemerdekaan di IKN,” ungkapnya. Sandri mengatakan waktu penyewaan tersebut, yakni mulai 15 hingga 19 Agustus 2024. Setidaknya ada 10 hotel di PPU yang ramai pemesan, terutama dari kalangan Kementerian. “Itu yang calon tamu banyak dari Jakarta,” sambungnya.

Jika di PPU turut masif pesanan kamar hotel, maka dipastikan seluruh penginapan dan hotel di Kecamatan Sepaku justru sudah penuh. Disampaikan Camat Sepaku Gamaliel Abimanyu Arliandito, hingga saat ini Kementerian juga ada yang meminta untuk dicarikan kamar hotel yang bisa disewa di Sepaku IKN, namun sudah tidak tersedia lagi.

Dari data kecamatan, ada 54 hotel dan penginapan di Sepaku, seluruhnya kamarnya sudah habis disewakan. “Kami tidak temukan ada kamar kosong di Agustus 2024 ini,” terangnya. Tidak hanya itu, dari sejumlah Kementerian yang memesan kamar, bahkan ada yang telah menyewa selama satu bulan penuh selama bulan Agustus. Kisaran Harga Sewa di Kecamatan Sepaku:

# Penginapan: mulai Rp400 ribu per malam

# Kos-kosan: mulai Rp 5 Juta per bulan

# Rumah kontrakan: mulai Rp125 Juta per tahun. []

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah Breaking News