SUKABUMI – Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Syamsul Ulum Cabang Kota Sukabumi menggelar pelatihan kader dasar (PKD) ke-2 Se-Jawa Barat di Gedung Korpri Kota Sukabumi.
Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 20 hingga 23 Desember 2024 ini, mengusung tema Memperteguh Interpretasi dan Integritas Kader demi Terwujudnya Organizational Responsibility. Sebagaimana dilansir dari RadarJabar, Ketua pelaksana, Rizal mengungkapkan rasa syukur, karena pendidikan jenjang kedua di PMII ini berhasil mencetak 32 peserga menjadi kader mujahid yang berasal dari dari internal PC PMII Kota Sukabumi dan perwakilan dari Cabang Se-Jawa Barat.
“Hari ini kegiatan Pelatihan Kader Dasar ke-2 yang di selenggarakan PMII Komisariat STISIP Syamsul Ulum di ikuti oleh 32 peserta dari internal PMII Cabang kota Sukabumi juga PC PMII Se-Jawa Barat,” kata Rizal, dalam keterangan resminya yang diterima Radar Jabar, Minggu (22/12).
Adapun tujuan dari kegiatan PKD ini digelar, Rizal menegaskan, pihaknya mempunyai cita-cita membidani lahirnya kader yang teguh terhadap nilai dan tangguh dalam menghadapi tantangan organisasi.
“Tentu dalam agenda ini kita memiliki tujuan untuk menumbuhkan kader mujahid yang bertanggung jawab dan komitmen atas nilai-nilai yang di yakininya juga keberadaannya selalu siap dan tangguh dalam menghadapi setiap tantangan dan perubahan yang akan di hadapi oleh organisasi hari ini dan kedepan”.
Hal senada diungkapkan Ketua Komisatiat PMII STISIP Syamsul Ulum, Reza Zein Akbar, ia mengatakan, terdapat argumentasi kaderisasi yang harus di perhatikan oleh setiap kader PMII, diantaranya argumentasi idealis, argumentasi strategis dan argumentasi praktis, artinya setiap kader yang sudah mendapatkan predikat mujahid harus selalu siap mengawal agenda rgumentasi kaderisasi PMII.
“Seorang kader mujahid harus menyelaraskan dirinya dalam berorganisasi sesuai dengan argumentasi kaderisasi PMII, sehingga kemudian akan menjadikan kader yang selalu komitmen dalam memperjuangkan nilai-nilai organisasi dalam situasi dan kondisi apapun,” ungkapnya.
Reza menghimbau agar seluruh peserta PKD mengikuti acara secara serius dan bersungguh-sungguh, karena agenda kaderisasi ini bukan hanya sebatas momentum seremonial, tetapi substansial dan sakral dalam menjalankan kewajiban kaderisasi di organisasi.
“Pasca PKD, seorang anggota akan mendapat predikat menjadi seorang kader mujahid yang punya komitmen untuk menjadi pejuang dan agen-agen pelopor dalam setiap agenda -agenda organisasi ini,” jekas Reza.
Turut hadir dalam kegiatan ini, mantan Ketua Pengurus Kordinator Cabang (PKC) PMII periode 2002-2005 Yosep Yusdiana memberikan materi. Dalam pemaparannya menegaskan, setiap kader PMII Wajib hukumnya untuk mampu berfikir secara kritis dalam melihat, menganalisa dan merespon setiap kondisi yang terjadi dan harus mampu menjawab setiap tantangan dari kondisi yang terjadi.
“Untuk menjadi seorang kader yang kritis tentu bukan hal yang mudah karena akan selalu ada tantangan yang datang menghampiri. Jangankan kita, sekaliber Socrates dan Muhammad bin Abdullah saja, di kecam bahkan di anggap orang gila karena berani berfikir berbeda dalam melihat kondisi yang terjadi di zamannya,” bebernya.
Kang Yosep Cikal, begitu ia akrab disapa, menyampaikan pesan bahwa setiap ilmu yang di anggap ilmu adalah ilmu yang digunakan sesuai dengan peruntukannya.
“Kalo hari ini kita merasa memiliki ilmu tetapi tidak di manfaatkan dan digunakan sesuai dengan peruntukannya jangan pernah merasa menjadi seorang yang berilmu. lmu untuk amal bukan ilmu untuk ilmu,”
Hal tersebut, kata Kang Yosep, sebuah amanat dan restu yang di berikan kepada PMII yang membuat PMII eksis hingga hari ini. Karena itu, kata dia, kader PMII wajib menjalankan amanah ini.
“Hakikat Ilmu yang benar adalah ilmu yang di gunakan dan tepat dalam peruntukannya, jangan pernah merasa menjadi seorang yang memiliki ilmu ketika tidak bisa tanggung jawab atas ilmu yang dimiliki, ilmu untuk amal bukan ilmu untuk ilmu,” tandasnya.[]
Putri Aulia Maharani