SAMARINDA KOTA – Ikon di Simpang Empat Mall Lembuswana kini tampil dengan wajah baru. Tugu lama yang sebelumnya dibangun pada 2017, kini digantikan dengan Tugu Pesut berbentuk siluet berwarna merah, dihiasi pantulan lampu yang memikat perhatian. Sebagaimana dilansir dari Sapos, Tugu sebelumnya adalah simbol penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha, yang diberikan atas prestasi tertinggi dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat oleh Kementerian Dalam Negeri. Dibangun pada masa Wali Kota Syaharie Jaang dengan anggaran sekitar Rp 800 juta, tugu ini kini digantikan oleh desain baru yang lebih modern dan minimalis.
Tugu Pesut, yang menjadi ikon baru, memiliki tinggi 8 meter dan dibangun dengan anggaran sebesar Rp 1,1 miliar dari APBD 2024. Desainnya menggunakan bahan kabel plastik daur ulang, dikerjakan oleh seniman dari Bali, sebagai bagian dari komitmen pembangunan ramah lingkungan.
Namun, tak sedikit warga Samarinda yang mempertanyakan perubahan ini. Di media sosial, sejumlah komentar muncul mengenai konsep dan bentuk tugu tersebut. Beberapa warga mengaku sulit mengenali bentuk tugu sebagai pesut, seperti yang diungkapkan Pratama, salah seorang warga yang melintas.
“Konsep dan tujuannya gimana ya? Orang awam pasti tidak tahu ini bentuknya apa,” ujarnya. Ivan dan Cris, warga lainnya, juga menyampaikan pandangan serupa. Menurut mereka, desain baru ini lebih menyerupai ombak yang belum selesai dibangun.
“Mungkin maksudnya Samarendah, karena bentuknya seperti menunduk,” kata Cris. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda, Uwim Mursalim, menjelaskan bahwa pembangunan tugu baru ini dirancang untuk menonjolkan ikon pesut, mamalia khas Sungai Mahakam yang hampir punah. Ia menegaskan, bahan yang digunakan ramah lingkungan untuk mendukung konsep pembangunan berkelanjutan.
“Tugu ini dibuat menggunakan kabel plastik daur ulang. Prosesnya tidak mudah karena harus memastikan bahan yang digunakan aman bagi lingkungan,” ujar Uwim. Ia juga menjelaskan bahwa desain tugu baru ini telah melalui berbagai tahapan usulan dan disetujui oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun.
Sementara itu, tugu lama yang memiliki nilai sejarah tetap disimpan sebagai bagian dari dokumentasi prestasi kota. “Pembaruan desain ini diharapkan memberikan wajah baru yang lebih modern, sekaligus memperkuat pesan pelestarian alam kepada masyarakat,” tambah Uwim.
Uwim berharap kehadiran tugu baru ini dapat menjadi ikon yang tidak hanya mempercantik kota, tetapi juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya pelestarian alam dan keberlanjutan lingkungan. “Kami hanya sebagai pelaksana. Tugu yang lama masih ada dan disimpan untuk dokumentasi sejarah,” pungkasnya.[]
Putri Aulia Maharani