BEKASI – Sunardi (43), pria asal Kabupaten Bekasi, tega membunuh istrinya, Almaidah (51), setelah menggadaikan sertifikat tanah milik korban.Sunardi kini menghadapi ancaman hukuman berat atas dua kasus pembunuhan yang dilakukannya.
Polisi menjeratnya dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, yang dapat membuatnya terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Proses penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap lebih dalam apakah ada faktor lain yang melatarbelakangi tindakannya, termasuk kemungkinan adanya masalah psikologis atau tekanan ekonomi yang dialaminya.
Tetangga dan Keluarga Kaget
Kasus ini mengejutkan warga sekitar, terutama para tetangga Sunardi yang selama ini mengenalnya sebagai sosok pria biasa tanpa indikasi perilaku agresif. Sejumlah tetangga mengaku tidak mendengar atau mencurigai adanya tindakan kriminal yang terjadi di rumah Sunardi, terlebih karena ia masih beraktivitas seperti biasa setelah peristiwa pembunuhan itu.
“Orangnya terlihat biasa saja, nggak pernah ada cekcok keras atau hal mencurigakan di rumahnya. Kita semua kaget begitu tahu ada mayat di septic tank,” ujar salah seorang tetangga yang enggan disebut namanya.
Keluarga korban, terutama pihak dari Almaidah, masih berada dalam kondisi terpukul setelah mengetahui nasib tragis yang menimpa anggota keluarga mereka. Mereka meminta agar Sunardi dihukum seberat-beratnya atas perbuatannya yang dianggap kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Misteri Aroma Aneh dan Perilaku Sunardi
Sebelum kasus ini terungkap, beberapa warga mengaku sempat mencium aroma aneh di sekitar rumah Sunardi, terutama di area belakang rumah. Namun, mereka mengira bau tersebut berasal dari saluran pembuangan atau bangkai hewan.
“Kadang tercium bau aneh, tapi kita kira mungkin ada tikus mati atau limbah septic tank yang bocor. Nggak nyangka ternyata ada mayat di situ,” kata seorang warga.
Sunardi sendiri, dalam pengakuannya kepada polisi, mengatakan bahwa setelah membuang jasad istrinya ke septic tank, ia berusaha menjalani hidup seperti biasa. Namun, ia merasa dihantui dan terganggu oleh kejadian-kejadian aneh di rumahnya.
“Setelah kejadian itu, malam-malam saya susah tidur. Seperti ada suara-suara di belakang rumah, kayak ada yang ngobrol atau berjalan. Kadang bau melati muncul tiba-tiba,” ujar Sunardi dalam pemeriksaan polisi.
Meskipun mengaku sering dihantui, Sunardi tetap bisa menjalankan kesehariannya tanpa menunjukkan rasa bersalah di hadapan orang-orang sekitar. Namun, ketika kasus pembunuhan Sri Pujiyanti terungkap, polisi mulai menggali informasi lebih dalam hingga akhirnya menemukan jasad Almaidah yang sudah menjadi tulang belulang.
Dugaan Ada Korban Lain
Pihak kepolisian masih terus mendalami kemungkinan adanya korban lain dari kejahatan Sunardi. Mengingat ia bisa menyembunyikan pembunuhan Almaidah selama lebih dari dua tahun tanpa terungkap, ada dugaan bahwa ia mungkin pernah melakukan tindakan serupa sebelumnya.
“Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Kami ingin memastikan apakah ada korban lain atau apakah tersangka memang baru pertama kali melakukan aksi keji ini,” ujar Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Mustofa.
Saat ini, Sunardi ditahan di Polres Metro Bekasi untuk proses hukum lebih lanjut. Polisi juga akan melakukan pemeriksaan kejiwaan guna memastikan kondisi mental tersangka dan mencari tahu apakah ada faktor psikologis yang berperan dalam tindakannya.
Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan tidak ragu melaporkan hal-hal mencurigakan ke pihak berwenang. Polisi juga mengimbau agar korban kekerasan dalam rumah tangga segera mencari bantuan dan tidak takut melapor sebelum situasi semakin memburuk.[]
Putri Aulia Maharani