PUNCAK JAYA – Ketegangan politik di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, kembali memuncak setelah bentrokan antarpendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati pecah di Kota Mulia pada Jumat (4/4/2025). Bentrokan yang berlangsung dari pagi hingga sore hari itu menewaskan tiga orang warga dan melukai 139 lainnya akibat terkena panah.
Kericuhan ini melibatkan dua kubu massa, yaitu pendukung pasangan calon nomor urut 1, Yuni Wonda dan Mus Kogoya, serta massa pendukung pasangan nomor urut 2, Miren Kogoya dan Mendi Wonerengga. Kedua kelompok saling menyerang dengan senjata tradisional, terutama panah, yang menyebabkan korban jiwa dan luka cukup banyak.
Aparat kepolisian dari Polres Puncak Jaya yang diterjunkan ke lokasi sempat kewalahan membubarkan massa. Polisi akhirnya mengambil tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata guna mengurai bentrokan yang terus berlangsung. Suasana di sekitar lokasi bentrokan menjadi mencekam selama beberapa jam.
Tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat luka tusuk panah yang fatal, sementara 139 orang lainnya kini dirawat di rumah sakit terdekat. Para korban luka sebagian besar mengalami luka tusuk dan trauma akibat serangan panah yang dilancarkan oleh kelompok lawan.
Hingga kini, pihak berwenang belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab utama pecahnya bentrokan. Namun, diduga kuat insiden ini dipicu oleh ketegangan politik yang sudah berlangsung sejak masa kampanye, serta klaim-klaim kemenangan yang belum sepenuhnya mereda pascapemilu.
Situasi keamanan di Kota Mulia dan sekitarnya masih dalam pengawasan ketat aparat keamanan. Polisi dan TNI bersiaga penuh untuk mengantisipasi bentrokan susulan serta menjaga ketertiban masyarakat di wilayah tersebut.
Pemerintah daerah bersama tokoh adat dan keagamaan juga telah turun tangan untuk menenangkan masyarakat serta menyerukan perdamaian agar situasi bisa segera kondusif kembali.